Selasa, 06 Agustus 2013

Dinamika Perubahan Pedosfer


1. Pengertian Pedosfer
Pedosfer adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi tempat berlangsungnya
proses pembentukan tanah. Secara sederhana pedosfer diartikan
sebagai lapisan tanah yang menempati bagian paling atas dari litosfer.

Tanah (soil) adalah suatu wujud alam yang terbentuk dari campuran
hasil pelapukan batuan, bahan anorganik, bahan organik, air, dan udara
yang menempati bagian paling atas dari litosfer. Ilmu yang mempelajari
tanah disebut Pedologi, sedangkan ilmu yang secara khusus mempelajari
mengenai proses pembentukan tanah disebut Pedogenesa.

2. Faktor-Faktor Pembentuk Tanah
Ada beberapa faktor penting yang memengaruhi proses pembentukan tanah,
antara lain iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. Faktorfaktor
tersebut dapat diformulasikan melalui rumus sebagai berikut.
T = f (i, o, b, t, w)
Keterangan:
T = tanah b = bahan induk
f = faktor t = topografi
i = iklim w = waktu
o = organisme
Faktor-faktor pembentuk tanah tersebut akan diuraikan lebih lanjut
dalam penjabaran sebagai berikut.

a. Iklim
Unsur-unsur iklim yang memengaruhi proses pembentukan tanah
utama, yaitu suhu dan curah hujan. Suhu akan berpengaruh terhadap
proses pelapukan bahan induk. Jika suhu tinggi, proses pelapukan akan
berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah akan cepat pula. Curah
hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah,
sedangkan penyucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi
asam (pH tanah menjadi rendah).

b. Organisme (Vegetasi dan Jasad Renik)
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah,
antara lain sebagai berikut.
1) Membantu proses pelapukan khususnya pelapukan organik.
2) Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan meng hasilkan
daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan tanah.
Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad renik (mikroorganisme)
yang terdapat di dalam tanah.
3) Jenis vegetasi berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Vegetasi hutan
dapat membentuk tanah hutan dengan warna merah, sedangkan
vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyak
memiliki kandungan bahan organik.
4) Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman ber pengaruh
terhadap sifat-sifat tanah. Misalnya, jenis cemara akan memberi unsurunsur
kimia, seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah
di bawah pohon cemara derajat kea samannya akan lebih tinggi daripada
tanah di bawah pohon jati.

c. Bahan Induk
Bahan induk terdiri atas batuan vulkanik, batuan beku, batuan
sedimen, dan batuan metamorf. Batuan induk akan hancur menjadi
bahan induk, mengalami pelapukan, dan menjadi tanah.
Tanah yang terdapat di permukaan bumi sebagian memperlihatkan sifat
(terutama sifat kimia) yang sama dengan bahan induknya. Bahan induk yang
masih terlihat, seperti tanah berstuktur pasir berasal dari bahan induk yang
kandungan pasirnya tinggi. Susunan kimia dan mineral bahan induk akan
memengaruhi intensitas tingkat pelapukan dan vegetasi di atasnya. Bahan
induk yang banyak mengandung unsur Ca akan mem bentuk tanah dengan
kadar ion Ca yang banyak pula sehingga dapat menghindari penyucian asam
silikat membentuk tanah yang berwarna kelabu. Sebaliknya bahan induk
yang kurang kandungan kapurnya membentuk tanah yang warnanya lebih
merah.

d. Topografi/Relief
Keadaan relief suatu daerah akan memengaruhi pembentukan tanah,
antara lain sebagai berikut.
1) Tebal atau tipisnya lapisan tanah. Daerah dengan topografi miring
dan berbukit lapisan tanahnya menjadi lebih tipis karena tererosi,
sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi
proses sedimentasi.
2) Sistem drainase atau pengaliran. Daerah yang drainasenya jelek sering
tergenang air. Keadaan ini akan menyebabkan tanahnya menjadi asam.

e. Waktu
Tanah merupakan benda yang terdapat di alam yang terus menerus
berubah, akibat pelapukan dan penyucian yang terjadi terus menerus.
Oleh karena itu, tanah akan menjadi semakin tua dan kurus. Mineral yang
banyak mengandung unsur hara akan habis karena mengalami pelapukan
sehingga yang ter tinggal adalah mineral yang sukar lapuk, seperti kuarsa.
Akibat proses pembentukan tanah yang terus berjalan maka induk tanah
berubah ber turut-turut menjadi muda, tanah dewasa, dan tanah tua.
Tanah muda ditandai oleh adanya proses pembentukan tanah yang
masih tampak pencampuran antara bahan organik dan bahan mineral
atau masih tampak struktur bahan induknya. Contoh tanah muda adalah
tanah aluvial, regosol, dan litosol.
Tanah dewasa ditandai oleh proses yang lebih lanjut sehingga
tanah muda dapat berubah menjadi tanah dewasa, yaitu dengan proses
pembentukan horizon B. Misalnya, tanah andosol, latosol, dan grumosol.
Tanah tua ditandai oleh proses pembentukan tanah yang berlangsung
terus-menerus sehingga terjadi proses perubahan-perubahan yang nyata
pada horizon-horizon A dan B. Contoh tanah pada tingkat tua adalah
jenis tanah podsolik dan latosol tua (laterit).
Lamanya waktu pembentukan tanah berbeda-beda. Bahan induk
vulkanik yang lepas-lepas seperti abu vulkanik memer lukan waktu 100
tahun untuk membentuk tanah muda, dan 1.000–10.000 tahun untuk
membentuk tanah dewasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar