Rabu, 13 November 2013

Makna-Makna yang Terkandung Pada Setiap Parwa yang Ada Pada Kitab Mahabharata

1. Adi Parwa
·         Ketika mengambil keputusan kita tidak boleh terburu-buru, jangan hanya melihat dari satu sudut pemikiran saja namun juga mempertimbangkan pengaruhnya terhadap hal yang lainnya. Makna ini dapat dilihat dari Drestarata yang mencintai keponakannya secara berlebihan mengangkat Yudistira sebagai putra mahkota tetapi ia langsung menyesali perbuatannya yang terlalu terburu-buru sehingga ia tidak memikirkan perasaan anaknya. Hal ini menyebabkan Duryodana iri hati dengan Yudistira.


·         Jika akan memberikan suatu keputusan, terlebih dahulu kita harus benar-benar mengetahui aspek-aspek yang menjadi dasar pertimbangan dalam penentuan keputusan tersebut. Makna ini diambil ketika para Pandawa yang memenangkan sayembara Dewi Dropadi, namun karena Kunti, ibu para Pandawa sibuk dan langsung menyuruh mereka berbagi tanpa terlebih dahulu melihat apa yang mereka bawa.


·         Rela berkorban demi menjalankan suatu kewajiban. Demi menjalani kewajibannya melawan raksasa, Arjuna iklas dihukum 12 tahun pembuangan karena melanggar kesepakatan ketika terpaksa mengambil senjata pada ruangan yang pada saat itu Yudistira dan Dropadi sedang bermesraan.

·         Makna lain yang terkandung dalam isi Adi Parwa ini yaitu kita harus setia terhadap segala kata-kata yang kita ucapkan.
2. Sabha Parwa
·         Berjudi merupakan suatu hal yang tidak baik untuk dilakukan, dalam perjudian hanya  akan menyebabkan kesengsaraan. Makna ini dapat dilihat dari Yudhistira yang kehilangan seluruh harta benda yang dimilikinya termasuk saudara-saudara dan istrinya ketika semua yang dipertaruhkan kalah dalam permainan dadu.

3. Wana Parwa
·         Dewa Indra memberikan senjata sakti karena keteguhannya ketika diuji para bidadari pada saat bertapa di Gunung Himalaya. Maknanya yaitu pada saat menjalankan tugas, kita harus bersungguh-sungguh dalam melakukannya dan tidak langsung  berpaling dari tanggungjawab yang didapat serta tidak menyelesaikannya ketika mendapat hal lain yang lebih menyenangkan untuk dilakukan.
·         Hanuman yang menyamar sebagai kera yang tua dan lemah mewujudkan wujud aslinya setelah Bima tidak berhasil memindahkan ekor kera tersebut. Maknanya yaitu kita tidak dapat langsung menilai seseorang hanya dari satu sisi saja yaitu berdasarkan dari penampilan luarnya saja, namun juga harus berdasarkan faktor-faktor lain seperti sikap, perbuatan, dan pemikiran yang diungkapkannya.
·         Karena keadilan dan ketulusan  Yudistira membuat  Dewa Dharma tidak hanya menghidupi Nakula namun juga seluruh adik-adiknya ketika menguji  para Pandawa di hutan pengasingannya yang mana Dewa Dharma  menyamar sebagai rusa liar dan raksasa. Maknanya yaitu dalam menentukan suatu keputusan, harus berdasarkan pertimbangan yang adil dan bijaksana agar jalan yang dipilih dapat memberikan hasil yang lebih baik.
4. Wirata Parwa
·         Penyamaran para Pandawa yang sudah genap setahun akhirnya terbongkar setelah mereka membantu kerajaan Wirata dalam menghadapi serangan Korawa. Maknanya yaitu dalam mengambil suatu tindakan agar tidak gegabah dan memikirkan tindakan yang dilakukan secara matang-matang agar apa yang dilakukan tidak merugikan atau membuat hal-hal yang telah dilakukan sebelumnya tidak percuma.
5. Udyoga Parwa
·         Karna lebih memilih berpihak kepada Korawa karena budi baik yang telah diberikan Duryodana kepada Karna dibandingkan memihak Pandawa yang merupakan saudaranya ketika dibujuk oleh Krisna. Kita harus mampu membalas budi baik orang lain ketika orang yang telah membantu kita menghadapi kesulitan meskipun dihadapkan pada pilihan yang sulit
6. Bhisma Parwa
·         Dalam perang Barathayuda, Arjuna dan Yudistira merasa sedih ketika mereka menyadari bahwa akan menghadapi saudara-saudaranya. Maknanya yaitu kita harus membina hubungan yang baik kepada setiap orang  jika tidak dihadapkan kepada suatu musibah nantinya dan harus mau berbagi kepada siapapun atau tidak serakah terhadap harta benda dan jabatan, maupun yang lainnya agar nantinya tidak menimbulkan permusuhan kepada siapapun.
·         Pada saat-saat menjelang pertempuran, Yudistira menuju pasukan Korawa agar dapat memberika sembah kepada kakek yang dihormatinya. Maknanya yaitu kita harus selalu menghormati orang tua kita agar selalu mendapat restu darinya dan dapat terhindar dari malapetaka.
·          Yuyutsu meninggalkan pasukan Korawa dan ingin bergabung dengan para Pandawa yang di anggapnya ada dijalan yang suci. Maknanya yaitu diharapkan kita selalu berada di jalan kebaikan dan melawan kejahatan.
·         Ketika Kresna hendak membunuh Bhisma dengan senjata cakranya, Arjuna menyadarkan Kresna bahwa dia telah berjanji tidak akan ikut berperang sehingga Kresna mengurungkan niatnya. Maknanya yaitu kita harus selalu setia kepada kata-kata yang telah kita ucapkan agar tidak dianggap sebagai pembohong dan tidak menjatuhkan nama baik kita sendiri.
7. Drona Parwa
·         Yudistira yang sangat bijaksana berbohong kepada Drona yang menyatakan anaknya telah tewas walupun sebenarnya yang tewas adalah gajah Aswattama. Maknanya yaitu kita boleh berbohong  kepada orang lain namun jika itu demi sebuah kebaikan bersama.
8. Karnaparwa
·         Ketika Dursasana gugur Bima merobek dada Dursasana dan meminum darahnya dan membawakannya kepada Dropadi untuk dioleskan pada rambutnya agar dendam dan sumpah yang telah diucapkannya dulu dapat terpenuhi. Maknanya yaitu ketika masih hidup kita harus selalu berbuat kebaikan kepada orang lain agar mereka tidak membenci kita dan tidak mendapatkan musibah/malapetaka di kemudian hari.
·         Karna berhasil mengalahkan Yudistira, Bimasena, Nakula, dan Sadewa, namun tidak sampai membunuh mereka sesuai janjinya di hadapan Kunti dulu. Maknanya yaitu kita harus selalu dapat menepati janji yang pernah di ucapkan kepada orang lain.
·         Salya dan Kresna bersama-sama membantu Arjuna dalam menghadapi Karna. Maknanya yaitu ketika kita sudah berada di jalan yang baik dan benar maka kita akan selalu di tolong dan diberikan kemudahan dalam menghadapi yang masalah.
·         Arjuna bersedia berbuat kecurangan terhadap Karna karena Karna terlebih dahulu melanggar aturan. Maknanya yaitu jika tidak ingin perbuatan buruk kita dibalas oleh orang lain maka kita tidak boleh melakukan kecurangan kepada orang lain terlebih dahulu.
9. Salyaparwa
·         Menceritakan tentang pertempuran pada hari ke-18 di mana saat itu pihak Korawa telah kehilangan banyak pasukan. Bagian ini merupakan klimaks pertempuran Baratayuda yang pada akhirnya Salya, Sangkuni, dan Duryodana gugur. Maknanya yaitu kebaikan pada akhirnya akan selalu dapat mengalahkan kejahatan. Meskipun banyak cobaan yang sebelumnya dan akan dihadapi hendaknya harus selalu berada di jalan yang baik karena dengan begitu kita akan nantinya selalu diberikan kemudahan-kemudahan dalam menghadapi suatu hal.
10. Sauptika Parwa
·         Aswatama yang melakukan penyelinapan pada malam hari ke kemah pasukan Pandawa dan membunuh banyak orang namun pada akhirnya dia menyesali perbuatanya dan menjadi pertapa. Maknanya yaitu jika menghadapi suatu keadaan yang sulit, kita tidak harus mengambil jalan pintas dalam menghadapinya yang pada akhirnya menyebabkan banyak kerugian. Tindakan yang paling baik dilakukan adalah dengan cara yang baik-baik meskipun itu sulit dan tidak melakukan kecurangan yang pada akhirnya menimbulkan penyesalan.
11. Stri Parwa
·         Kitab Striparwa berisi kisah ratap tangis kaum wanita yang ditinggal oleh suami mereka di medan pertempuran. Makna yang dapat diambil yaitu suatu peperangan pada akhirnya hanya akan membawa penderitaan.    Baik di pihak yang menang maupun dipihak yang kalah keduanya hanya akan mengalami kerugian akibat peperangan yang terjadi. Oleh karena itu, dalam menghadapi suatu masalah kita terlebih dahulu mencari jalan yang terbaik untuk dilakukan agar segala sesuatu yang akan terjadi akan dapat diminimalkan dampaknya.
12. Shanti Parwa
·         Bisma memberikan ajaran-ajaran agama mengenai moral dan tugas kewajiban seorang raja dengan maksud untuk memberi ketenangan jiwa kepada Yudistira dalam menghadapi kemusnahan bangsanya. Maknanya yaitu kita akan mendapatkan ketetangan jiwa jika selalu berada pada ajaran-ajaran agama yang selalu memberikan ketentraman, untuk itu kita harus selalu mengamalkan ajaran-ajaran agama kita dalam kehidupan sehari-hari.
13. Anusasana Parwa
·         Bhisma menjelaskan ajaran Agama Hindu dengan panjang lebar kepada Yudistira, termasuk ajaran kepemimpinan, pemeintahan yang luhur, pelajaran tentang menunaikan kewajiban, tentang mencari kebahagiaan, dan sebagainya. Akhirnya, Bhisma yang sakti mangkat ke surga dengan tenang. Maknanya yaitu kita sebagai orang tua nantinya harus mampu memberikan pencerahan-pencerahan kepada orang lain agar nantinya orang yang yang kita tinggalkan dapat dituntun dan mampu mencari jalan kebenarannya sendiri.
14. Aswamedhika Parwa
·         Setelah melepas kuda pada upacara Aswamedha pada akhirnya, para Raja di daratan India mau mengakui Yudistira sebagai Maharaja Dunia setelah sebelumnya tidak tunduk. Maknanya yaitu kita harus bisa mengakui orang lain jika orang tersebut lebih baik, dan selalu menghargai jika orang lain pada kenyataannya lebih baik dari kita dan tidak memiliki perasaan iri.
15. Asrama Parwa
·         Kitab ini menceritakan kisah Drestarata, Gandari, Kunti, Widura dan Sanjaya yang menyerahkan kerajaan sepenuhnya kepada Raja Yudistira sedangkan mereka pergi bertapa ke tengah hutan dan pada akhirnya hutan pertapaan mereka terbakar oleh api suci mereka sendiri, sehingga mereka wafat dan langsung menuju surga. Maknanya yaitu segala sesuatu yang pernah dimiliki pada akhirnya harus dilepaskan dan tidak bisa dibawa mati. Oleh karena itu, jika kita memiliki sesuatu hendaklah saling berbagi kepada orang lain karena sebenarnya apa yang kita dapatkan pada akhirnya akan dikembalikan lagi sehingga alangkah baiknya jika digunakan untuk saling berbagi kepada sesama.
16. Mosala Parwa
·         Kresna merasa bahwa kejayaan bangsanya akan berakhir, sebab ia melihat bahwa banyak pemudaWresni, Yadawa, dan Andakha yang telah menjadi sombong, takabur, dan senang minum minuman keras sampai mabuk. Maknanya yaitu perbuatan-perbuatan yang tidak baik seperti angkuh dan berpoya-poya pada akhirnya akan menyebabkan kesengsaraan. Oleh karena itu, jika kita sudah mendapat kedudukan yang tinggi harus di jalani secara bijaksana dan selalu merendah kepada orang lain.

17. Mahaprashthanika Parwa
·         Pada saat melakukan perjalan meninggalkan istana satu persatu dari para Pandawa meninggal kecuali yudistira. Maknanya yaitu menyadarkan bahwa segala sesuatu yang pernah hidup pada akhirnya akan mati juga karena dosa-dosa yang dilakukan. Oleh karena itu, dalam menjalani kehidupan hendaknya selalu berbuat baik agar dapat terhindar dari hukum karma phala yang selalu ada.

18. Swargarohana Parwa
·         Yudistira menolak pergi ke sorga jika tidak mengajak anjingnya yang sangat setia kepadanya. Maknanya yaitu kita harus bisa membalas budi baik orang lain yang telah diberikan kepada kita ketika sedang menghadapi masalah dan tidak langsung mengabaikan orang tersebut ketika masalah yang dihadapi telah di selesaikan.
·         Yudistira diuji ketika menuju ke surga karena sempat berbohong ketika masa hidupnya, dan para Pandawa sempat berada di neraka karena pernah berdosa dan Korawa sempat berada di sorga karena sempat sedikit berbuat baik dalam hidupnya. Maknanya yaitu dalam hidup ini harus dapat selalu berbuat baik agar nantinya setelah meninggal mendapat tempat yang lebih baik. Kita harus selalu berbuat kebaikan semasa hidup karena kita diberikan kesempatan dalam hidup ini untuk menebus dosa-dosa yang pernah dilakukan dan dengan perbuatan baik yang dilakukan agar mencapai tujuan Agama Hindu yang diinginkan yaitu moksha.


19 komentar: