Selasa, 06 Agustus 2013

Batuan


Batuan merupakan benda alam yang menjadi penyusun utama
di muka bumi. Pada umumnya batuan merupakan campuran mineral
yang bergabung secara fisik antara satu mineral dengan mineral lainnya.
Beberapa batuan hanya tersusun atas beberapa mineral saja dan mineral
lainnya dibentuk oleh gabungan mineral yang berasal dari bahan organik
dan bahan-bahan vulkanik.
Secara umum, komposisi batuan di permukaan bumi yang didasarkan
atas jenis batuannya didominasi oleh jenis batuan sedimen yang menutupi
hampir 66% permukaan bumi, sedangkan 34% berupa batuan ekstrusi
8%, batuan intrusi 9%, dan batuan metamorf 17%.
Berdasarkan proses terjadinya, batuan dapat dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu sebagai berikut.

a. Batuan Beku (Igneous Rock)
Batuan beku atau igneous rock berasal dari bahasa latin inis yang berarti
api (fire). Batuan beku merupakan batuan hasil pembentukan cairan magma,
baik di dalam maupun di atas permukaan bumi sehingga tekstur yang
terbentuk sangat bergantung kondisi pembekuannya.
Magma panas yang bergerak dari dalam bumi ke permukaan semakin
lama semakin dingin dan pada akhirnya membeku. Batuan beku yang
tidak mencapai permukaan bumi disebut batuan beku dalam atau batuan
intrusi (plutonis). Proses pembekuan batuan plutonis berlangsung lambat
sehingga menghasilkan bentuk kristal-krital besar yang sering disebut
pula tekstur phaneritis.
Sementara itu, ada pembentukan batuan setelah mencapai per mukaan
bumi sehingga dikenal dengan nama batuan beku luar atau batuan ekstrusi
(batuan vulkanis). Batuan vulkanis dengan cepat sekali membeku sehingga
jenis kristal batuannya besar, bersifat halus, dan sulit dilihat dengan mata
telanjang. Batuan dengan mineral halus disebut tekstur aphanitis.
Beberapa jenis batuan beku penting yang banyak terdapat di alam
adalah granit, granodiorit, diorit, andesit, gabro, basal, batu kaca (obsidian),
batu apung, dan konglomerat.

b. Batuan Sedimen
Batuan endapan (sedimen) adalah jenis batuan yang terjadi karena
adanya pengendapan materi hasil erosi. Sekitar 80% permukaan benua
tertutup oleh batuan sedimen. Materi hasil erosi terdiri atas berbagai jenis
partikel, ada yang halus, kasar, berat, dan juga ringan. Cara peng ang kutannya
bermacam-macam, seperti terdorong (traction), terbawa secara melompatlompat
(saltation), terbawa dalam bentuk suspensi, dan ada pula yang larut
(salution).
Klasifikasi batuan endapan bergantung kepada kriteria yang dipakai,
yaitu sebagai berikut.

1) Berdasarkan Proses Pengendapannya
a) Batuan Sedimen Klastik, adalah batuan sedimen yang susunan
kimianya sama dengan susunan kimia batuan asal. Artinya, batuan
tersebut ketika diangkut hanya mengalami penghancuran secara
mekanik dari besar menjadi kecil. Batu gunung yang membukit
akibat pelapukan, akan hancur berkeping-keping. Kepingan
tersebut diangkut air hujan, longsor, atau berguling-guling di
lereng dan masuk ke dalam sungai. Arus sungai membantingbanting
batu itu sehingga menjadi bentukan kerikil, pasir, dan
lumpur yang kemudian mengendapkannya di tempat baru. Inilah
yang disebut batuan sedimen klastik.

b) Batuan Sedimen Kimiawi, adalah batuan sedimen yang terbentuk
jika dalam proses pengen dapan tersebut terjadi proses kimia, seperti
pelarutan, penguapan, oksidasi, dan dehidrasi. Contohnya hujan
yang terjadi di gunung kapur. Air hujan yang mengandung CO2
meresap ke dalam retakan halus pada batu gamping (CaCO3).
Air itu melarutkan gamping yang dilaluinya menjadi larutan air
kapur atau Ca(HCO3)2. Aliran larutan kapur itu akhirnya sampai
ke atap gua kapur. Tetesan air kapur tersebut membentuk stalaktit
di atap gua dan stalagmit di dasar gua. Terjadinya stalaktit dan
stalagmit akibat adanya pelarutan dan penguapan H2O dan CO2
pada waktu air kapur menetes. Kedua bentukan sedimen kapur
tersebut disebut batuan sedimen kimiawi.

c) Batuan Sedimen Organik, adalah batuan sedimen yang terjadi
karena selama proses peng endapannya mendapat bantuan dari
organisme. Sisa rumah, atau bangkai binatang laut yang tertimbun
di dasar laut, seperti kerang, terumbu karang, tulang belulang,
kotoran burung guano yang menggunung di Peru, lapisan humus
di hutan, dan organisme-organisme lainnya.

2) Berdasarkan Perantara atau Mediumnya
a) Batuan sedimen aeris (aeolis). Pengangkutan batuan ini adalah oleh
angin. Misalnya: tanah los, tuff, dan pasir di gurun.
b) Batuan sedimen glasial. Pengangkutan batuan ini adalah
dilakukan melalui madia perantara es. Contohnya moraine.
c) Batuan sedimen aquatis. Batuan sedimen yang terdiri atas batubatu
yang sudah direkat antara satu sama lain.

c. Batuan Metamorf atau Malihan
Batuan malihan adalah batuan hasil ubahan dari batuan asal (batuan
beku dan batuan endapan) akibat proses metamorfosis. Metamorfosis
adalah suatu proses yang dialami batuan asal akibat dari adanya tekanan
atau temperatur yang meningkat atau tekanan dan temperatur yang samasama
meningkat.
Perubahan batuan dapat terjadi karena bermacam-macam hal, antara
lain sebagai berikut.
1) Suhu tinggi, berasal dari magma karena berdekatan dengan dapur
magma sehingga metamorfosis ini disebut metamorfosis kontak.
Misalnya: marmer dari batu kapur dan antrasit dari batu bara.
2) Tekanan tinggi, berasal dari adanya endapan-endapan yang sangat
tebal di atasnya. Contohnya batu pasir dari pasir.
3) Tekanan dan suhu tinggi, terjadi jika ada pelipatan dan geseran pada
waktu terjadi pembentukan pegunungan. Metamorfosis ini disebut
metamorfosis dinamo. Misalnya, batu asbak dan batu tulis.
4) Penambahan bahan lain, pada saat terjadi perubahan bentuk terkadang
terdapat penambahan bahan lain. Jenis batuan metamorf tersebut

dinamakan batuan metamorf pneumatalitis.

1 komentar: