Siklus batuan berawal dari proses
pembentukan magma. Batuan
pembentuk
kulit bumi selalu mengalami siklus (daur), yaitu batuan
mengalami
perubahan wujud dari magma, batuan beku, sedimen, malihan,
dan
kembali lagi menjadi magma. Tempat pembekuan mungkin terjadi
di
permukaan bumi, di lapisan litosfer yang tidak begitu dalam, atau di
secara
keseluruhan. Oleh karena itu, batuan yang berasal dari magma akan
berbeda-beda
pula jenisnya. Semuanya dinamakan batuan beku.
Akibat pengaruh atmosfer, batuan beku di
permukaan bumi akan
rusak,
hancur, dan kemudian terbawa oleh aliran air, gletser, dan embusan
angin.
Tidak jarang pada waktu hujan lebat, batuan yang hancur tersebut
meluncur
pada lereng yang curam karena gravitasi dan pada akhirnya
batuan
yang telah diangkut itu akan diendapkan di tempat baru. Sampai
pada
akhirnya terbentuklah batuan endapan yang bertimbun di dataran
rendah,
sungai, danau, atau di laut.
Batuan beku maupun batuan endapan pada
suatu masa karena tenaga
endogen
mencapai suatu tempat yang berdekatan dengan magma. Akibat
terjadinya
persinggungan dengan magma, batuan sedimen maupun beku
dapat
berubah bentuknya dan lazim dinamakan dengan batuan malihan
(metamorf).
Batuan malihan dapat juga terbentuk sebagai akibat tekanan
yang
terjadi pada batuan sedimen.
Pada suatu tempat, batuan malihan akan
mengalami proses pengangkatan
sehingga
lapisan yang tadinya berada di dalam muncul ke permukaan
bumi.
Namun, dapat pula akibat tenaga eksogen akan terjadi
pelapukan
dan pengangkutan, sehingga berubah kembali menjadi batuan
sedimen.
Hal ini dapat juga terjadi karena aktivitas vulkanisme di mana
batuan
malihan bertemu dengan resapan magma, batuan malihan berbaur
dengan
magma tersebut dan menjadi bagian magma tersebut. Akibatnya,
batuan
malihan berubah menjadi batuan beku lagi. Fenomena inilah
yang
dinamakan dengan daur batuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar