Selasa, 06 Agustus 2013

Daur Batuan


Siklus batuan berawal dari proses pembentukan magma. Batuan
pembentuk kulit bumi selalu mengalami siklus (daur), yaitu batuan
mengalami perubahan wujud dari magma, batuan beku, sedimen, malihan,
dan kembali lagi menjadi magma. Tempat pembekuan mungkin terjadi
di permukaan bumi, di lapisan litosfer yang tidak begitu dalam, atau di
dalam dapur magma bersama-sama dengan proses pembekuan magma
secara keseluruhan. Oleh karena itu, batuan yang berasal dari magma akan
berbeda-beda pula jenisnya. Semuanya dinamakan batuan beku.
Akibat pengaruh atmosfer, batuan beku di permukaan bumi akan
rusak, hancur, dan kemudian terbawa oleh aliran air, gletser, dan embusan
angin. Tidak jarang pada waktu hujan lebat, batuan yang hancur tersebut
meluncur pada lereng yang curam karena gravitasi dan pada akhirnya
batuan yang telah diangkut itu akan diendapkan di tempat baru. Sampai
pada akhirnya terbentuklah batuan endapan yang bertimbun di dataran
rendah, sungai, danau, atau di laut.
Batuan beku maupun batuan endapan pada suatu masa karena tenaga
endogen mencapai suatu tempat yang berdekatan dengan magma. Akibat
terjadinya persinggungan dengan magma, batuan sedimen maupun beku
dapat berubah bentuknya dan lazim dinamakan dengan batuan malihan
(metamorf). Batuan malihan dapat juga terbentuk sebagai akibat tekanan
yang terjadi pada batuan sedimen.
Pada suatu tempat, batuan malihan akan mengalami proses pengangkatan
sehingga lapisan yang tadinya berada di dalam muncul ke permukaan
bumi. Namun, dapat pula akibat tenaga eksogen akan terjadi
pelapukan dan pengangkutan, sehingga berubah kembali menjadi batuan
sedimen. Hal ini dapat juga terjadi karena aktivitas vulkanisme di mana
batuan malihan bertemu dengan resapan magma, batuan malihan berbaur
dengan magma tersebut dan menjadi bagian magma tersebut. Akibatnya,
batuan malihan berubah menjadi batuan beku lagi. Fenomena inilah

yang dinamakan dengan daur batuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar