Rabu, 07 Agustus 2013

Interpretasi Citra Penginderaan Jauh


Menurut Este dan Simonett, interpretasi citra merupakan perbuatan
mengkaji foto udara atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi
objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut. Adapun unsur-unsur
interpretasi pada citra atau foto udara terdiri atas sembilan macam, yaitu
sebagai berikut.

1. Rona dan Warna Rona (Tone), yaitu tingkat kegelapan atau kecerahan
suatu objek pada citra.
Adapun Warna (Colour), yaitu wujud yang tampak pada mata
dengan menggunakan spektrum tampak yang lebih sempit. Misalnya,
warna biru, hijau, merah, dan warna yang lainnya.

2. Tekstur (Texture) adalah frekuensi perubahan rona pada citra
yang dinyatakan dengan kasar, sedang, dan halus. Misalnya, hutan
bertekstur kasar, semak belukar bertekstur sedang, sedangkan sawah
bertekstur halus.

3. Bentuk (Shape) adalah konfigurasi atau kerangka gambar dari
suatu objek yang mudah dikenali. Misalnya, persegi empat teratur
dapat diidentifikasi sebagai komplek perkantoran, sedangkan bentuk
persegi tidak teratur dapat diidentifikasi sebagai kompleks permukiman
penduduk. Bentuk lainnya antara lain gedung sekolah pada umumnya
berbentuk huruf I, L, dan U atau persegi panjang.

4. Ukuran (Size) adalah ciri objek berupa jarak, luas, lereng, dan volume.
Ukuran objek pada citra dikalikan dengan skala meng hasilkan jarak
yang sebenarnya.

5. Pola (Pattern) adalah susunan keruangan yang dapat menandai
bahwa suatu objek merupakan bentukan oleh manusia atau bentukan
alamiah. Misalnya, pola garis teratur merupakan pola jalan, sedang kan
pola garis yang berkelok-kelok merupakan sungai.
Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur,
yaitu ukuran rumah dan jaraknya seragam, serta selalu menghadap ke
jalan. Kebun karet, kebun kelapa, dan kebun kopi mudah dibedakan
dengan hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur,
yaitu dari pola serta jarak tanamnya.

6. Situs (Site) adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya.
Misalnya, permukiman pada umumnya memanjang pada pinggir
pantai, tanggul alam, atau sepanjang tepi jalan. Adapun persawahan
banyak terdapat di daerah dataran rendah dan berdekatan dengan
aliran sungai. Jadi, situs sawah berdekatan dengan situs sungai.

7. Bayangan (Shadow) adalah sifat yang menyembunyikan detail atau
objek yang berada di daerah gelap.
Bayangan juga dapat merupakan kunci pengenalan yang penting
dari beberapa objek yang justru dengan adanya bayangan menjadi
lebih jelas. Misalnya, lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya
bayangan, begitu juga cerobong asap dan menara, tampak lebih jelas
dengan adanya bayangan. Foto-foto yang sangat condong biasanya
memper lihatkan bayangan objek yang tergambar dengan jelas.

8. Asosiasi (Association) adalah keterkaitan antara objek yang satu
dengan objek yang lainnya. Misalnya, stasiun kereta api berasosiasi
dengan jalan kereta api. Adapun permukiman penduduk berasosiasi
dengan jalan.

9. Konvergensi Bukti adalah bukti-bukti yang mengarah kepada
kebenaran, artinya semakin banyak unsur interpretasi yang
diguna kan dalam menginterpretasi suatu citra maka semakin besar
kemung kinan kebenaran interpretasi yang dilakukan.
Tahapan-tahapan kegiatan dalam interpretasi citra, yaitu deteksi,
identifikasi, dan analisis.
1. Deteksi adalah usaha penyadapan data secara global baik yang tampak
maupun yang tidak tampak. Di dalam deteksi ditentukan ada tidaknya
suatu objek. Misalnya, objek berupa savana.
2. Identifikasi adalah kegiatan untuk mengenali objek yang tergambar
pada citra yang dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh
sensor dengan alat stereoskop.
Ada tiga ciri utama yang dapat dikenali, yaitu sebagai berikut.

a. Ciri Spektral adalah ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara
tenaga elektromagnetik dengan objek. Ciri spektral dinyatakan
dengan rona dan warna.
Adapun faktor yang mempengaruhi rona antara lain sebagai
berikut.
1) Karakteristik objek (permukaan kasar atau halus).
2) Bahan yang digunakan (jenis film yang digunakan).
3) Pemrosesan emulsi (diproses dengan hasil redup, setengah
redup, dan gelap).
4) Keadaan cuaca (cerah atau mendung).
5) Letak objek (pada lintang rendah atau tinggi).

b. Ciri Spasial adalah ciri yang terkait dengan ruang permukaan
Bumi. Ciri spasial dapat dikenali dengan menggunakan unsurunsur
interpretasi yang meliputi rona, bentuk, pola, ukuran,
bayangan, asosiasi, dan tekstur.

c. Ciri Temporal adalah ciri yang terkait dengan benda pada waktu
perekaman. Misalnya, rekaman sungai musim hujan tampak
cerah, sedangkan pada musim kemarau tampak gelap.
3. Analisis adalah kegiatan penelaahan dan penguraian data hasil
identifikasi sehingga dapat dihasilkan dalam bentuk tabel, grafik,
atau peta tematik.
Urutan kegiatan yang lebih rinci dalam interpretasi citra, yaitu
sebagai berikut.
a. Menguraikan atau memisahkan objek yang rona atau warnanya
berbeda.
b. Ditarik garis batas atau deliniasi bagi objek yang rona dan
warnanya sama.
c. Setiap objek dikenali berdasarkan karakteristik spasial dan unsur
temporalnya.
d. Objek yang sudah dikenali diklasifikasikan sesuai dengan tujuan
interpretasinya.
e. Digambarkan ke dalam peta kerja atau peta sementara.
f. Untuk menjaga ketelitian dan kebenarannya dilakukan pengece kan
medan (lapangan).
g. Interpretasi akhir adalah pengkajian atas pola atau susunan
keruangan (objek).
h. Dipergunakan sesuai tujuannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar