Dalam mengkaji gejala atau peristiwa
dalam ruang, geografi selalu mempergunakan konsep lokasi, jarak, tempat,
hubungan timbal balik, gerakan, dan perwilayahan.
1. Konsep Lokasi
Lokasi adalah
posisi suatu tempat, benda, peristiwa, atau gejala di permukaan bumi dalam
hubungannya
dengan tempat, benda, gejala, dan peristiwa lain. Terdapat dua
komponen lokasi, yaitu arah dan jarak. Arah menunjukkan posisi
suatu tempat jika dibandingkan dengan tempat di mana orang tersebut berada.
Adapun jarak adalah ukuran jauh atau dekatnya dua benda atau gejala tersebut.
Contoh, Bandung terletak di sebelah selatan Jakarta, arah tersebut akan berbeda
jika orang yang bertanya berada di Semarang, Bandung terletak di sebelah barat.
Contoh lain adalah istilah Timur Tengah. Timur Tengah adalah sebutan negara
Arab bagi orang Eropa, sedangkan orang
yang berada di sebelah timur Arab tentu harus menyebutnya sebagai daerah Barat
Tengah. Jadi, arah suatu tempat bersifat relatif. Demikian pula dengan istilah
dekat atau jauh, besar atau kecil, cepat atau lambat, yang pasti arah dan jarak
akan menentukan intensitas hubungan dari dua tempat yang berbeda. Ada dua macam
lokasi yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolut adalah
posisi sesuatu berdasarkan koordinat garis lintang dan garis bujur. Misalnya,
Indonesia terletak di antara 6° LU–11° LS dan antara 95° BT–141° BT. Contohnya,
Kota Pontianak terletak pada garis lintang 0° dan 109,3° BT. Lokasi absolut
mutlak adanya dan dapat dipercaya karena massa daratan relatif tetap, aspek
perubahannya kecil sekali, dan berlaku umum di seluruh dunia. Melalui lokasi
absolut, seseorang dapat mengetahui jarak dan arah suatu tempat ke tempat lain
di permukaan bumi. Dengan bantuan garis lintang seseorang dapat menggambarkan kondisi
iklim suatu daerah, berarti dapat diperkirakan kehidupan tumbuhan, hewan, dan
penduduk nya secara lebih rinci. Misalnya Indonesia terletak di daerah iklim
tropis, berarti vegetasinya bersifat heterogen, selalu menghijau, kehidupan
hewannya beragam, penduduknya termasuk ras mongoloid, sebagian besar
penduduknya hidup dalam bidang pertanian, dan ciri-ciri lainnya. Dengan
mengetahui lokasi suatu tempat berdasarkan garis lintang, seseorang akan
memperoleh gambaran tentang kondisi iklim, kehidupan tumbuhan, hewan, dan
manusianya. Garis bujur akan memenga ruhi perbedaan waktu. Dengan mengetahui
posisi suatu tempat menurut garis bujur dapat mengetahui kapan suatu aktivitas
dapat dilaksanakan. Contohnya, di Inggris pada pukul 01.00 pagi orang-orang
masih tidur, tetapi di Indonesia bagian barat pada waktu yang sama berarti
sudah pukul 08.00 pagi (GMT
+ 7 jam), berarti aktivitas manusia
sudah ber langsung. Orang Inggris dapat melakukan hubungan bisnis dengan orang
Indonesia. Dengan demikian, dalam melakukan hubungan dengan orang lain yang
berbeda negara dan posisi garis bujurnya, harus benar-benar memerhatikan waktu agar
tidak menimbulkan adanya salah pengertian.
Lokasi relatif adalah
posisi sesuatu berdasarkan kondisi dan situasi daerah di sekitarnya. Kondisi
dan situasi di sini dapat berupa kondisi fisik, sosial, ekonomi, budaya, dan
keberadaan sarana transportasi dengan daerah sekitarnya. Misalnya, Indonesia
terletak di antara dua samudra dan dua benua, serta dilalui oleh dua jalur
pegunungan dunia. Secara sosial budaya Indonesia merupakan tempat yang
strategis karena berada di daerah persilangan antara dua budaya yang berbeda, yaitu
Asia dan Australia. Kedua benua tersebut memiliki kondisi fisik dan corak
kehidupan yang berbeda.
2. Konsep Jarak dan Keterjangkauan
Jika jarak dihubungkan dengan keuntungan
yang diperoleh, manusia cenderung akan memperhitungkan jarak. Misalnya, antara
Bandung dengan Jakarta jaraknya 140 km, dahulu jarak tempuh Bandung-Jakarta naik
bus mencapai 5 jam. Sekarang dengan adanya jalan tol Cipularang dapat dijangkau
hanya sekitar 3 jam saja dengan jenis kendaraan yang sama. Waktu tempuh
tersebut akan berbeda jika orang tersebut mempergunakan jalan Sukabumi, atau
Cianjur. Waktu tempuh Bandung-Jakarta akan berbeda pula jika menggunakan kereta
api atau pesawat terbang. Bahkan jika seseorang mempergunakan telepon untuk
berhubungan
dengan
orang di Jakarta, rasanya sudah tidak punya waktu tempuh lagi. Semakin lengkap
sarana dan prasarana komunikasi dan transportasi seolah-olah semakin dekat
jarak antara dua tempat sehingga hubungan dan pengaruh (baik positif maupun
negatif ) akan semakin intensif. Sebaliknya, walaupun dua tempat jarak
absolutnya relatif dekat, tetapi jika trans portasi dan komunikasinya tidak ada
atau terbatas, akan semakin lama dan terbatas hubungan yang dapat dijalin. Sekarang
dengan semakin majunya teknologi komunikasi dan transportasi di dunia, jarak
bukan lagi menjadi masalah. Tempat-tempat di dunia terasa semakin dekat,
menyatu, dan transparan, semua itu dikenal dengan era globalisasi.
3. Konsep Tempat
Tempat dapat mencerminkan karakter fisik
dan sosial suatu daerah. Suatu tempat dibentuk oleh karakter fisik (seperti
iklim, jenis tanah, tata air, morfologi, flora, dan fauna) dan manusia yang
hidup di dalamnya (seperti jumlah penduduk, kepadatan, perkembangan penduduk,
pendidikan, pendapatan, dan kebudayaan). Nama tempat dapat mencerminkan kondisi
atau identitas suatu daerah secara spesifik. Jika seseorang menyebut nama
gunung atau teluk sudah terbayangkan bagaimana kondisi alam dan manusianya.
Tempat juga dapat mencerminkan kondisi umum berdasarkan prinsip kesamaan fisik
atau manusianya, seperti gurun, plato, dataran, pertanian hortikul tura, perkebunan,
hutan, perdesaan, atau metropolitan. Semua tempat di permukaan bumi memiliki
karakteristik tertentu. Karakteristik atau ciri khas suatu tempat dapat
terlihat dengan jelas atau dapat pula tidak. Setiap unsur yang terdapat di
tempat tersebut memberikan karakter tertentu sehingga dapat dibedakan dari
daerah lainnya. Dalam menggambarkan atau mengkaji suatu tempat, geografi senantiasa
melihat karakteristik fisik dan manusianya.
a. Karakteristik fisik berasal
dari proses-proses yang bersifat alami, seperti proses geologis, hidrologis,
atmosfiris, dan biologis yang menghasilkan bentuk lahan, tata air, iklim,
tanah, vegetasi alami, dan kehidupan faunanya.
b. Karakteristik manusia adalah
semua bentuk pemikiran dan aktivitas manusia sebagai cerminan adaptasi manusia
terhadap lingkungannya. Termasuk di dalamnya jumlah dan komposisi penduduk,
perkem bangan penduduk, mata pencarian, pola pemukiman, jaringan transportasi,
dan komunikasi sebagai cerminan interaksi manusia dengan sesamanya. Dalam
mengkaji suatu tempat orang dapat melihatnya dari dua aspek, yaitu site dan
situasi. Site berkenaan dengan kondisi internal suatu tempat atau
daerah, seperti iklim, keadaan tanah, topografi, pendu duk, dan segala sumber
daya yang terkandung di dalamnya. Situasi adalah kondisi ekternal suatu
tempat, atau kondisi suatu tempat jika dibandingkan dengan daerah lainnya atau
tempat sekitarnya.
4. Konsep Hubungan Timbal Balik
(Interelasi)
Setiap gejala yang terjadi di permukaan
bumi ini pada dasarnya merupakan hasil hubungan timbal balik antara berbagai
faktor. Hubungan ini dapat terjadi antara faktor fisik dan faktor fisik, faktor
fisik dan manusia, serta diantara faktor manusia dan faktor manusia. Contoh
hubungan antara faktor fisik dan faktor fisik, antara lain ketinggian tempat
dengan iklim mikro, kemiringan lereng dengan erosi, kesuburan lahan dengan jenis
batuan, ketersedian air tanah dengan curah hujan, dan jenis tanah dengan
vegetasi penutup lahan. Contoh hubungan antara faktor fisik dan manusia, antara
lain pemusatan penduduk di daerah subur dan dataran rendah, kesuburan lahan dan
iklim dengan jenis usaha tani, serta bentuk lahan dengan pola jalan. Contoh
hubungan antara faktor manusia dan manusia adalah individu yang serba
bergantung terhadap individu lain. Tidak ada manusia yang dapat hidup dan
memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri. Ketergantungan ini tercermin dari
adanya masyarakat, perdagangan, trans portasi, komunikasi, berbagai organisasi
sosial, politik, atau kebudayaan, dalam kehidupan di masyarakat. Dalam tatanan
geografis pola permukiman dapat menjadi pertanda sifat-sifat saling ketergantungan.
5. Konsep Gerakan
Pada dasarnya setiap gejala di permukaan
bumi mengalami adanya gerakan. Gerakan objek atau gejala yang tampak
jelas, seperti terjadinya gerakan awan, air mengalir, angin, batuan dan tanah
oleh manusia, atau gerakan barang, manusia melakukan kerja, dan gerakan arus
laut oleh angin. Gerakan yang tidak tampak, seperti gerakan panas dari lintang rendah
(ekuator) ke lintang tinggi, serta gerakan informasi, dan ide atau gagasan.
Gerakan ini menunjukkan adanya interaksi antara satu objek ke objek yang lain
atau antara satu tempat ke tempat lain yang berbeda. Gerakan ini menjadi kajian
geografi untuk dapat memahami bagaimana latar belakang terjadinya suatu gejala
atau fenomena di permukaan bumi serta dampaknya terhadap gejala atau fenomena
lain. Misalnya, terjadinya berbagai macam usaha tani sebagai akibat dari adanya
perbedaan iklim, dan perbedaan iklim disebabkan oleh adanya
sirkulasi udara secara global di
atmosfer. Tinggi rendahnya permukaan bumi terjadi akibat adanya gerakan lempeng
benua dan samudra, gerakan lempeng juga dapat menyebabkan terjadinya gunungapi,
lipatan, patahan, gempa, dan runtuhan. Adanya perbedaan biota laut disebab kan
oleh gerakan arus laut akibat dari perbedaan suhu dan kedalaman. Tumbuhan
bergerak secara alami, seperti oleh air dan angin atau hasil campur tangan
manusia. Gerakan manusia tampak jelas dari semakin padatnya jalur transportasi
dan komunikasi yang meng hubungkan berbagai tempat di permukaan bumi. Adanya
globalisasi peradaban dunia merupakan suatu bukti kemajuan di bidang
transportasi dan komunikasi. Dunia menjadi transparan sehingga faktor jarak dan
waktu bukan lagi menjadi suatu masalah. Setiap hari bahkan setiap menit
individu dalam masyarakat dapat berkomunikasi dengan orang lain di dunia. Dalam
skala besar, perdagangan internasional menunjukkan tidak ada negara yang dapat
memenuhi kebutuhan nya sendiri. Dalam bidang-bidang tertentu negara yang satu
dengan negara yang lain terjadi saling ketergantungan. Geografi melalui kajian
geografi transportasi, membantu menjelaskan berbagai pola gerakan fisik
manusia, gagasan dan barang, serta pen jalaran atau difusi dari teknologi
transportasi. Berbagai sistem tran spor tasi dianalisis perkembangan dan
dampaknya sehingga mem berikan berbagai alternatif arah transportasi menjadi
lebih efisien.
6. Konsep Pewilayahan (Regionalisasi)
Tema yang paling mendasar dari studi
geografi adalah region, sedangkan kajian utamanya adalah berbagai bentuk region
dan perubahannya. Regionalisasi pada dasarnya merupakan pengumpulan,
pengklasifikasian atau pengelompokan data ke dalam data yang sejenis. Dari pengelompokan
tersebut akan terlihat daerah yang menunjukkan adanya persamaan dan perbedaan. Kesatuan
daerah yang menunjukkan karakteristik tertentu sehingga dapat dibedakan dari
daerah lainnya disebut region. Karakteristik atau ciri khas suatu tempat
tersebut dapat berupa karakteristik fisik, sosial, atau gabungan keduanya. Terdapat
banyak cara untuk menentukan region bergantung pada kriteria apa yang akan
dipergunakan (fisik, sosial, aktivitas ekonomi, budaya, politik, bahasa, agama,
dan etnik yang berkembang di masyarakat).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar