Selasa, 06 Agustus 2013

Pergerakan Batuan atau Tanah (Masswasting) dan Pengendapan (Sedimentasi)

1. Pergerakan Batuan atau Tanah (Masswasting
Masswasting (massmovement) adalah proses perpindahan massa batuan
dan tanah dalam volume yang besar karena pengaruh gravitasi.
Berdasarkan materi dan kecepatannya, masswasting dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.

a) Slow flowage disebut juga rayapan massa (creep), adalah perpindahan
massa tanah dalam waktu yang sangat lambat. Peristiwa ini hanya
dapat diketahui dengan mengenali bangunan yang miring, seperti
tiang listrik yang berdiri miring.

b) Rapid flowage, adalah perpindahan massa batuan atau tanah yang
relatif cepat, karena dibantu oleh aliran air.

c) Landslide atau longsoran, yaitu perpindahan massa batuan atau tanah

dalam bentuk blok-blok besar dalam jangka waktu yang cepat. 

2. Pengendapan (Sedimentasi)
Sedimentasi adalah proses terbawanya material hasil dari pengikisan
dan pelapukan oleh air, angin, atau gletser kedalam suatu wilayah yang
kemudian diendapkan.
Semua batuan hasil pelapukan dan pengikisan yang diendapkan
lama kelamaan akan menjadi batuan sedimen. Hasil proses sedimentasi
di suatu tempat dengan tempat lain akan sangat berbeda.

Berikut ini adalah beberapa bentang alam akibat proses pengendapan
berdasarkan tenaga pengangkutnya.

a) Pengendapan oleh Air Sungai
Batuan hasil pengendapan oleh air disebut sedimen akuatis. Bentang
alam hasil pengendapan oleh air sungai, antara lain meander, dataran
banjir, tanggul alam, dan delta.

Meander merupakan sungai yang berkelok-kelok yang terbentuk
karena adanya pengendapan. Proses pembentukan meander terjadi pada
tepi sungai, baik bagian dalam maupun tepi luar. Pada bagian sungai
yang alirannya cepat akan terjadi pengikisan, sedangkan bagian tepi
sungai yang lamban alirannya akan terjadi pengendapan. Jika hal tersebut
berlangsung secara terus-menerus akan membentuk meander. Meander
pada umumnya terbentuk pada sungai bagian hilir, di mana pengikisan
dan pengendapan terjadi secara berturut turut. Proses pengendapan yang
terjadi secara terus menerus akan menyebabkan kelokan sungai terpotong
dan terpisah dari aliran sungai sehingga terbentuk oxbow lake.

Delta merupakan dataran yang luas, biasanya berada di muara sungai
sebagai akibat dari adanya pengendapan. Pembentukan delta memenuhi
beberapa syarat. Pertama, sedimen yang dibawa oleh sungai harus banyak
ketika akan masuk laut atau danau. Kedua, arus di sepanjang pantai tidak
terlalu kuat. Ketiga, pantai harus dangkal. Contoh bentang alam ini adalah
delta Sungai Musi, Kapuas, dan Kali Brantas.
Dataran banjir merupakan dataran di tepi sungai sebagai akibat dari
volume air meningkat (banjir) yang mengendapkan bahan-bahan yang
dibawa oleh air sungai tersebut. Adapun tanggul alam adalah tepian
sungai yang lebih tinggi dari dataran banjir.

b) Pengendapan oleh Air Laut
Batuan hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen marine.
Pengendapan oleh air laut dikarenakan adanya gelombang. Bentang alam
hasil pengendapan oleh air laut, antara lain pesisir, spit, tombolo, dan
penghalang pantai.
Pesisir merupakan wilayah pengendapan di sepanjang pantai, terdiri atas
material pasir. Ukuran dan komposisi material di pantai sangat bervariasi
bergantung pada perubahan kondisi cuaca, arah angin, dan arus laut.
Arus pantai mengangkut material yang ada di sepanjang pantai. Jika
terjadi perubahan arah, arus pantai akan tetap mengangkut material-material
ke laut yang dalam. Ketika material masuk ke laut yang dalam terjadi
pengendapan material. Setelah sekian lama, terdapat akumulasi material yang
ada di atas permukaan laut. Akumulasi material tersebut disebut spit.
Jika arus pantai terus berlanjut, spit akan semakin panjang. Terkadang
spit terbentuk melewati teluk dan membentuk penghalang pantai (barrier
beach). Jika di sekitar spit terdapat pulau, biasanya spit pada akhirnya
tersambung dengan daratan sehingga membentuk tombolo.

c) Pengendapan oleh Angin
Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis. Bentang alam
hasil pengendapan oleh angin dapat berupa gumuk pasir (sand dunes). Gumuk
pasir dapat terjadi di daerah pantai maupun gurun. Gumuk pasir terbentuk
jika terjadi akumulasi pasir yang cukup banyak akibat tiupan angin yang kuat.
Angin mengangkut dan mengendapkan pasir di suatu tempat secara bertahap
sehingga terbentuk timbunan pasir yang disebut gumuk pasir.

d) Pengendapan oleh Gletser
Sedimen hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimen glacial.
Bentang alam hasil pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah
yang semula berbentuk V menjadi U. Pada saat musim semi tiba, terjadi
pengikisan oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. Batuan atau
tanah hasil pengikisan juga menuruni lereng dan mengendap di lembah.
Akibatnya, lembah yang semula berbentuk V menjadi berbentuk U.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar