Vulkanisme adalah
peristiwa yang berhubungan dengan aktivitas
gunungapi,
yaitu pergerakan magma dari dalam litosfer yang menyusup ke
lapisan
yang lebih atas atau sampai ke permukaan bumi. Di dalam litosfer, magma
menempati
suatu kantong yang dinamakan dapur magma (batholit). Kedalaman
dan
besar dapur magma itu sangat bervariasi. Ada dapur magma yang
Perbedaan
letak ini merupakan penyebab adanya perbedaan kekuatan
letusan
yang terjadi. Pada umumnya, dapur magma yang dalam menimbul kan
letusan
yang lebih kuat jika dibandingkan dengan letaknya dangkal.
Magma dapat diartikan sebagai
bahan-bahan silikat pijar yang terdiri atas bahan
padat
(batuan), cairan, dan gas di dalam lapisan kulit bumi (litosfer). Berbagai
macam
gas yang terkandung dalam magma, antara lain uap air, oksida belerang
(SO2),
gas hidrokarbon atau asam klorida (HCL), dan gas hidrosulfat atau
asam
sulfat (H2SO4). Aktivitas magma dapat disebabkan karena tingginya
suhu
magma dan banyaknya gas yang ter kandung di dalamnya.
Ada dua bentuk gerakan magma yang
berhubungan dengan vulkanisme,
yaitu
intrusi dan ekstrusi magma.
a)
Intrusi Magma, yaitu terobosan magma ke dalam lapisan-lapisan
litosfer
tetapi tidak sampai ke permukaan bumi. Intrusi magma dapat
dibedakan
menjadi empat, yaitu sebagai berikut.
(1)
Intrusi Datar (sill atau lempeng intrusi), yaitu magma menyusup
di
antara dua lapisan batuan, mendatar dan pararel dengan
lapisan
batuan tersebut.
(2)
Lakolit, yaitu magma yang menerobos di antara lapisan bumi
paling
atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau kue serabi.
(3)
Gang (korok), yaitu batuan hasil intrusi magma yang menyusup
dan
membeku di sela-sela lipatan (korok).
(4)
Diaterma adalah lubang (pipa) di antara dapur magma dan
kepundan gunungapi,
bentuknya seperti silinder memanjang.
Bentukan
hasil intrusi magma merupakan sumber mineral yang
memiliki
arti penting secara ekonomi. Di daerah intrusi tersebut,
seringkali
ditemukan berbagai mineral, seperti intan, tembaga, besi,
emas, perak, mineral
logam serta mineral lainnya.
b)
Ekstrusi Magma, yaitu proses keluarnya magma dari dalam bumi
dan
sampai ke permukaan bumi. Materi hasil ekstrusi magma antara
lain
sebagai berikut.
(1)
Lava, yaitu magma yang keluar sampai ke permukaan bumi
dan mengalir ke
permukaan bumi.
(2)
Lahar, yaitu material campuran antara lava dan materi-materi
yang
terdapat di permukaan bumi berupa pasir, kerikil, atau
debu,
dengan air sehingga membentuk lumpur.
(3)
Eflata dan piroklastika, yaitu material padat berupa bom, lapili,
kerikil,
dan debu vulkanik.
(4)
Ekhalasi (gas), yaitu material berupa gas asam arang, seperti
fumarol
(sumber
uap air dan zat lemas), solfatar (sumber gas
belerang),
dan mofet (gas asam arang).
Ekstrusi atau
keluarnya magma dari dalam bumi sampai ke
permukaan
bumi identik dengan erupsi atau letusan gunungapi yang
dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu erupsi efusif dan eksplosif.
(1)
Erupsi Efusif, yaitu erupsi berupa lelehan lava melalui retakan
(rekahan)
atau lubang kawah suatu gunungapi
(2)
Erupsi Eksplosif, yaitu erupsi berupa ledakan dengan menge luarkan
bahan-bahan
padat (eflata/piroklastika) berupa bom, lapili,
kerikil,
dan
debu vulkanik, bersama-sama dengan gas dan fluida.
Berdasarkan bentuknya, gunungapi dapat
dibedakan, antara lain
sebagai
berikut.
a)
Gunungapi tipe Perisai (shield volcanoes), yaitu sebuah gunungapi
yang
beralas luas dan berlereng landai dan merupakan hasil erupsi
efusif
magma yang cair.
b)
Gunungapi tipe Maar, merupakan hasil eksplosif yang tidak terlalu
kuat
dan terjadi hanya sekali.
c)
Gunungapi tipe Strato (Kerucut), merupakan hasil campuran efusif
dan
eksplosif yang berulang kali. Gunungapi ini berbentuk kerucut
dan
badannya berlapis-lapis. Misalnya, Gunung Kerinci, Merapi,
Ciremai,
Semeru, Batur, dan Gunung Fujiyama di Jepang.
Ciri-ciri gunungapi yang akan meletus,
antara lain sebagi berikut.
a)
Suhu di sekitar gunung naik.
b)
Mata air menjadi kering.
c)
Sering mengeluarkan suara gemuruh.
d)
Terkadang disertai getaran (gempa).
e)
Tumbuhan di sekitar gunung layu, dan binatang di sekitar gunung
mengalami
migrasi.
Gejala pascavulkanik, yaitu suatu fase
(masa) di mana sebuah
gunung
api tidak memperlihatkan gejala-gejala keaktifan nya. Tanda-tanda
gejala
pascavulkanik antara lain sebagai berikut.
a)
Terdapatnya sumber air panas yang banyak mengandung mineral,
terutama
belerang, seperti di Ciater dan Cipanas Jawa Barat, serta
Batu
Raden Jawa Tengah.
b)
Terdapatnya geyser, yaitu semburan air panas yang keluar secara berkala
dari
celah-celah batuan, seperti di Cisolok Sukabumi, Jawa Barat, dan
The
Old Faithfull Geyser di Taman Nasional Yellow Stone (USA).
c)
Terdapatnya ekshalasi (sumber gas) berupa fumarol, solfatar, dan
mofet.
Keberadaan gunungapi di suatu daerah
selain dapat menimbulkan
dampak
negatif berupa bencana, seperti letusan, gas beracun, dan tanah
longsor
yang selalu mengancam penduduk sekitarnya, ternyata dapat
pula
membawa dampak positif berupa manfaat yang sangat besar bagi
kehidupan,
antara lain sebagai berikut.
a)
Sebagai sumber energi karena sumber panas dari gunungapi dapat difungsikan
sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB),
seperti
yang terdapat di Gunung Kamojang Jawa Barat dan Gunung
Dieng
di Jawa Tengah.
b)
Sebagai sumber mineral dan bahan galian, seperti intan, timah, tembaga,
belerang,
dan batu apung.
c)
Sebagai objek wisata dan olahraga, misalnya hiking, climbing,
layang
gantung,
dan bersepeda gunung.
d)
Sebagai daerah pertanian yang subur, hal ini disebabkan material yang
dikeluarkan
gunungapi banyak mengandung unsur dan mineral yang
dapat
menjadikan tanah di sekitarnya menjadi subur dan mengalami
peremajaan.
e)
Daerah gunungapi merupa kan tempat yang berfungsi hidrologis
bagi
daerah sekitarnya (pengatur tata air tanah).
f
) Sebagai sumber plasma nutfah karena variasi ketinggian secara vertikal
dari
gunungapi dapat mengakibatkan plasma nutfah yang hidup
menjadi
sangat bervariasi.
g)
Sebagai sanatorium bagi penderita penyakit tertentu karena gunung
ataupun
pegunungan memiliki udara yang sejuk dan segar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar