Rabu, 07 Agustus 2013

Air Tanah (Ground Water)


Air tanah adalah massa air yang ada di bawah permukaan tanah. Air
tanah pada litosfer kurang dari 0,62 % dari seluruh air yang ada di bumi.
Volume air tanah yang ada di berbagai tempat tidak sama, bergantung
kepada persyaratan yang menunjang proses peresapannya.

1) Media Peresapan Air Tanah
Air tanah berasal dari air hujan yang meresap melalui berbagai media
peresapan, yaitu sebagai berikut.
a) Pori-pori tanah. Tanah yang gembur atau berstruktur lemah akan
meresapkan air lebih banyak daripada tanah yang pejal.
b) Retakan-retakan lapisan tanah akibat kekeringan yang terjadi pada
musim hujan sangat basah dan becek, seperti tanah liat dan lumpur.
c) Rongga-rongga yang dibuat binatang (cacing dan rayap).
d) Rongga-rongga akibat robohnya tumbuh-tumbuhan yang berakar
besar.
e) Rongga-rongga akibat pencairan berbagai kristal es yang membeku
pada musim dingin.

Selain kelima faktor tersebut, penutupan vegetasi di permukaan bumi
pun besar pengaruhnya terhadap peresapan air (infiltrasi) hujan ke dalam
tanah. Hujan yang lebat akan tertahan oleh daun-daun dan ranting-ranting
sehingga jatuhnya di permukaan bumi perlahan-lahan. Dengan demikian,
proses peresapan air berlangsung lebih lancar.
Air tanah mengalami proses penguapan dengan dua cara, yaitu
sebagai berikut.
a) Penguapan langsung, yaitu melalui pori-pori di permukaan tanah
sebagai akibat dari pemanasan lapisan tanah oleh sinar matahari.
Jenis penguapan ini dalam bahasa Inggris disebut evaporasi.
b) Penguapan yang tidak langsung, yaitu melalui permukaan daun
tumbuh-tumbuhan. Jenis penguapan ini dinamakan transpirasi.
Di dalam klimatologi dan hidrologi, kedua jenis penguapan ini dinamakan
Evapotranspirasi. Lapisan tanah yang dipengaruhi evapo transpirasi hanya
sampai kedalaman 30 cm saja. Di daerah gurun menjadi lebih dalam lagi
karena curah hujan rendah dan pemanasan terus-menerus. Lapisan atas tanah
gurun itu menjadi kering.

2) Klasifikasi Air Tanah
Berdasarkan jenisnya, air tanah dapat dikelompokkan ke dalam tujuh
bagian, yaitu sebagai berikut.
a) Meteoric Water (Vadose Water)
Air tanah ini berasal dari air hujan, dan terdapat pada lapisan tanah
yang tidak jenuh.
b) Connate Water (Air Tanah Tubir)
Air tanah ini berasal dari air yang terperangkap dalam rongga-rongga
batuan endapan, sejak pengendapan tersebut terjadi. Termasuk juga air
yang terperangkap pada rongga-rongga batuan beku leleran (lelehan)
ketika magma tersembur ke permukaan bumi. Dapat berasal dari air
laut atau air darat.
c) Fossil Water (Air Fosil)
Air tanah ini berasal dari hasil pengendapan fosil-fosil, baik fosil
tumbuhan maupun fosil binatang.
d) Juvenil Water (Air Magma)
Air ini berasal dari dalam bumi (magma). Air ini bukan dari atmosfer
atau air permukaan.
e) Pelliculkar Water (Air Pelikular)
Air yang tersimpan dalam tanah karena tarikan molekul-molekul
tanah.
f) Phreatis Water (Air Freatis)
Air tanah yang berada pada lapisan kulit bumi yang poreus (sarang).
Lapisan air tersebut berada di atas lapisan yang tidak tembus air
(pejal/kedap) atau di antara dua lapisan yang tidak tembus air.
g) Artesian Water (Air Artesis)
Air artesis ini dinamakan juga air tekanan (pressure water). Air tersebut
berada di antara dua lapisan batuan yang kedap (tidak tembus) air
sehingga dapat menyebabkan air tersebut dalam keadaan tertekan. Jika
air tanah ini memeroleh jalan keluar baik secara disengaja atau tidak,
akan keluar dengan kekuatan besar ke permukaan bumi dan terjadilah
sumber air artesis.

3) Pencemaran dan Pemanfaatan Air Tanah
Di kota-kota dan di daerah-daerah industri sering terjadi polusi pada
air tanah yang disebabkan oleh sampah dan buangan limbah industri.
Sampah-sampah yang padat, jika membusuk akan meresap ke dalam
lapisan tanah oleh pengaruh air hujan sehingga akan mengotori air tanah
di tempat-tempat yang dekat dengan sumber polusi tersebut. Air tanah
yang sudah tercemar dapat dibedakan dengan air tanah yang masih murni
dari warna, bau, dan rasa. Akibat polusi, air tanah dapat membahayakan
bagi kehidupan manusia.

Air tanah memiliki berbagai kegunaan bagi kehidupan manusia, antara
lain sebagai berikut.
a) Untuk keperluan rumah tangga, seperti untuk minum, memasak makanan,
dan mencuci.
b) Untuk keperluan industri, misalnya industri tekstil dan industri farmasi.
c) Untuk keperluan pertanian, misalnya pengairan sawah.
Air tanah yang digunakan untuk berbagai keperluan tersebut, pada
zaman sekarang lebih banyak dikeluarkan melalui pembuatan sumur
bor. Pengeluaran air tanah yang tidak seimbang dengan penambahannya,
secara alamiah akan menyebabkan terjadinya tanah amblas (subsidence).
Penyedotan air tanah secara besar-besaran juga akan menurunkan tingkat
permukaan air tanah dalam, terutama pada musim kering (kemarau).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar