Air tanah adalah
massa air yang ada di bawah permukaan tanah. Air
tanah pada litosfer kurang dari 0,62 %
dari seluruh air yang ada di bumi.
Volume air tanah yang ada di berbagai
tempat tidak sama, bergantung
kepada persyaratan yang menunjang proses
peresapannya.
1) Media Peresapan Air Tanah
Air tanah berasal dari
air hujan yang meresap melalui berbagai media
peresapan, yaitu sebagai berikut.
meresapkan air lebih banyak daripada
tanah yang pejal.
b) Retakan-retakan lapisan tanah akibat
kekeringan yang terjadi pada
musim hujan sangat basah dan becek,
seperti tanah liat dan lumpur.
c) Rongga-rongga yang dibuat binatang
(cacing dan rayap).
d) Rongga-rongga akibat robohnya
tumbuh-tumbuhan yang berakar
besar.
e) Rongga-rongga akibat pencairan
berbagai kristal es yang membeku
pada musim dingin.
Selain kelima faktor
tersebut, penutupan vegetasi di permukaan bumi
pun besar pengaruhnya terhadap peresapan
air (infiltrasi) hujan ke dalam
tanah. Hujan yang lebat akan tertahan
oleh daun-daun dan ranting-ranting
sehingga jatuhnya di permukaan bumi
perlahan-lahan. Dengan demikian,
proses peresapan air berlangsung lebih
lancar.
Air tanah mengalami
proses penguapan dengan dua cara, yaitu
sebagai
berikut.
a) Penguapan langsung, yaitu melalui
pori-pori di permukaan tanah
sebagai akibat dari pemanasan lapisan
tanah oleh sinar matahari.
Jenis penguapan ini dalam bahasa Inggris
disebut evaporasi.
b) Penguapan yang tidak langsung, yaitu
melalui permukaan daun
tumbuh-tumbuhan. Jenis penguapan ini
dinamakan transpirasi.
Di dalam klimatologi
dan hidrologi, kedua jenis penguapan ini dinamakan
Evapotranspirasi.
Lapisan tanah yang dipengaruhi evapo transpirasi hanya
sampai kedalaman 30 cm saja. Di daerah
gurun menjadi lebih dalam lagi
karena curah hujan rendah dan pemanasan
terus-menerus. Lapisan atas tanah
gurun itu menjadi kering.
2) Klasifikasi Air Tanah
Berdasarkan jenisnya,
air tanah dapat dikelompokkan ke dalam tujuh
bagian, yaitu sebagai berikut.
a) Meteoric Water (Vadose
Water)
Air tanah ini berasal dari air hujan,
dan terdapat pada lapisan tanah
yang tidak jenuh.
b) Connate Water (Air Tanah
Tubir)
Air tanah ini berasal dari air yang
terperangkap dalam rongga-rongga
batuan endapan, sejak pengendapan
tersebut terjadi. Termasuk juga air
yang terperangkap pada rongga-rongga
batuan beku leleran (lelehan)
ketika magma tersembur ke permukaan
bumi. Dapat berasal dari air
laut atau air darat.
c) Fossil Water (Air Fosil)
Air tanah ini berasal dari hasil
pengendapan fosil-fosil, baik fosil
tumbuhan maupun fosil binatang.
d) Juvenil Water (Air Magma)
Air ini berasal dari dalam bumi (magma).
Air ini bukan dari atmosfer
atau air permukaan.
e) Pelliculkar Water (Air
Pelikular)
Air yang tersimpan dalam tanah karena
tarikan molekul-molekul
tanah.
f) Phreatis Water (Air Freatis)
Air tanah yang berada pada lapisan kulit
bumi yang poreus (sarang).
Lapisan air tersebut berada di atas
lapisan yang tidak tembus air
(pejal/kedap) atau di antara dua lapisan
yang tidak tembus air.
g) Artesian Water (Air Artesis)
Air artesis ini dinamakan juga air
tekanan (pressure water). Air tersebut
berada di antara dua lapisan batuan yang
kedap (tidak tembus) air
sehingga dapat menyebabkan air tersebut
dalam keadaan tertekan. Jika
air tanah ini memeroleh jalan keluar
baik secara disengaja atau tidak,
akan keluar dengan kekuatan besar ke
permukaan bumi dan terjadilah
sumber air artesis.
3) Pencemaran dan Pemanfaatan Air Tanah
Di kota-kota dan di
daerah-daerah industri sering terjadi polusi pada
air tanah yang disebabkan oleh sampah
dan buangan limbah industri.
Sampah-sampah yang padat, jika membusuk
akan meresap ke dalam
lapisan tanah oleh pengaruh air hujan
sehingga akan mengotori air tanah
di tempat-tempat yang dekat dengan
sumber polusi tersebut. Air tanah
yang sudah tercemar dapat dibedakan
dengan air tanah yang masih murni
dari warna, bau, dan rasa. Akibat
polusi, air tanah dapat membahayakan
bagi
kehidupan manusia.
Air tanah memiliki
berbagai kegunaan bagi kehidupan manusia, antara
lain sebagai berikut.
a) Untuk keperluan rumah tangga, seperti
untuk minum, memasak makanan,
dan mencuci.
b) Untuk keperluan industri, misalnya
industri tekstil dan industri farmasi.
c) Untuk keperluan pertanian, misalnya
pengairan sawah.
Air tanah yang
digunakan untuk berbagai keperluan tersebut, pada
zaman sekarang lebih banyak dikeluarkan
melalui pembuatan sumur
bor. Pengeluaran air tanah yang tidak
seimbang dengan penambahannya,
secara alamiah akan menyebabkan
terjadinya tanah amblas (subsidence).
Penyedotan air tanah secara
besar-besaran juga akan menurunkan tingkat
permukaan air tanah dalam, terutama pada
musim kering (kemarau).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar