Rabu, 07 Agustus 2013

Sungai


Sungai adalah bagian dari muka bumi yang karena sifatnya menjadi
tempat air mengalir. Sifat yang dimaksud adalah bagian permukaan bumi
yang paling rendah jika dibandingkan dengan daerah sekitarnya.

1) Klasifikasi Sungai
Berdasarkan letaknya, sungai dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
sebagai berikut.
a) Bagian Hulu, memiliki karakteristik sebagai berikut:
(1) arus sungai deras;
(2) arah erosi ke dasar sungai (erosi vertikal);
(3) lembahnya curam;
(4) lembahnya berbentuk V;
(5) kadang-kadang terdapat air terjun; dan
(6) terdapat erosi mudik.
(7) tidak terjadi pengendapan (sedimentasi).
(8) terdapat batu-batu besar dan runcing.

b) Bagian Tengah, memiliki karakteristik sebagai berikut:
(1) arus air sungai tidak begitu deras;
(2) erosi sungai mulai ke samping (erosi horizontal);
(3) aliran sungai mulai berkelok-kelok; dan
(4) mulai terjadi proses sedimentasi dan (pengendapan) karena
kecepatan air mulai berkurang.
(5) batu-batu bersudut bulat, dengan ukuran lebih kecil dari daerah
hulu.

c) Bagian Hilir, memiliki karakteristik sebagai berikut:
(1) arus air sungai tenang;
(2) terjadi banyak sedimentasi;
(3) erosi ke arah samping (horizontal);
(4) sungai berkelok-kelok (terjadi proses meandering);
(5) terkadang ditemukan meander yang terpotong sehingga membentuk
kali mati/danau tapal kuda (oxbow lake); dan
(6) di bagian muara kadang-kadang terbentuk delta.
(7) terdapat batu-batu kecil bersudut bulat.

Menurut arah alirannya sungai dibedakan atas lima jenis, yaitu
sebagai berikut.
a) Sungai Konsekwen, yaitu sungai yang alirannya searah dengan
lerengnya.
b) Sungai Insekwen, yaitu sungai yang arah alirannya tidak teratur.
c) Sungai Subsekwen, yaitu anak sungai yang arah alirannya tegak lurus
terhadap sungai konsekwen.
d) Sungai Obsekwen, yaitu anak sungai dari sungai subsekwen yang
arahnya berlawanan dengan induk sungai konsekwen.
e) Sungai Resekwen, yaitu sungai subsekwen yang arahnya sejajar
dengan induk sungai konsekwen.

Berdasarkan sumber airnya sungai dibagi atas tiga macam, yaitu
sebagai berikut.
a) Sungai Hujan, yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan.
Sungai hujan banyak terdapat di Indonesia.
b) Sungai Gletser, yaitu sungai es. Sungai ini terdapat di daerah beriklim
dingin (bersalju).
c) Sungai Campuran, yaitu sungai yang airnya berasal dari air hujan
dan dari gletser (es mencair). Contohnya Sungai Memberamo.

Menurut kondisi airnya sepanjang tahun, sungai dibedakan atas
dua jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Sungai Episodik, artinya sungai yang alirannya tetap sepanjang
tahun. Pada umumnya sungai jenis ini terdapat di daerah yang curah
hujannya besar dan di daerah yang berhutan lebat.
b) Sungai Periodik, yaitu sungai yang massa airnya tidak tetap sepanjang
tahun. Biasanya pada waktu datangnya musim hujan airnya meluap,
dan pada waktu musim kemarau airnya kering (surut).

Air sungai dapat dimanfaatkan antara lain, sebagai berikut.
a) Irigasiat atau pengairan khususnya di daerah kering orang
membutuhkan air untuk mengairi sawah. Dalam sistem pertanian
intensif sekarang ini, di daerah basah pun perlu pengairan agar
diperoleh hasil yang lebih mengun tungkan.
b) Sumber tenaga sebagai penggerak turbin yang dihubungkan dengan
generator sehingga menghasilkan pembangkit tenaga listrik (PLTA).
c) Keperluan domestik, yaitu kebutuhan primer rumah tangga seperti
air minum, memasak, mencuci, dan mandi. Bahkan bagi masyarakat
kota air juga dipergunakan untuk menyiram tanaman dan rumput
hias di halaman.
d) Sumber penghasil bahan makanan mentah, seperti ikan, dan udang.
e) Industri sebagai penyuci bahan dasar dan pencair atau pelarut bahan.
f ) Transportasi atau sarana perhubungan.
g) Rekreasi dan olah raga, di sungai-sungai orang mengadakan rekreasi
sekaligus merupakan arena olah raga, seperti berenang, atau dayung.

2) Pola Aliran Sungai
Aliran sungai akan menyusun pola tertentu yang disebut pola aliran
sungai. Pola aliran sungai ini dipengaruhi oleh struktur geomorfologi dan
geologi daerah yang dilaluinya. Pola aliran yang dijumpai antara lain sebagai
berikut.
a) Pola dendtritis, ciri-cirinya adalah bahwa anak-anak sungainya
bermuara pada sungai induk secara tidak teratur yaitu membentuk
sudut yang berlainan besarnya dan tidak tentu besarnya. Pola ini
terdapat di daerah yang menunjukkan tidak adanya pengaruh struktur.
Pola ini sering terdapat pada batuan horizontal (mendatar).
b) Pola memusat (centripetal), yaitu pola aliran yang memusat pada suatu
depresi, seperti cekun gan, atau kawah.
c) Pola menyebar radial (centrifugal), yaitu pola aliran yang tersebar dari
suatu puncak, seperti pada kubah, gunungapi, dan bukit terpencil.
d) Pola trellis, yaitu sungai yang memperlihatkan letak yang paralel.
Anak-anak sungainya bergabung secara tegak pada sungai yang paralel
(sejajar) tadi. Pola ini terjadi di daerah dengan struktur lipatan.
e) Pola aliran rektangular, ciri-cirinya adalah sungai induk dengan anakanak
sungainya membelok dengan membentuk sudut 90°. Pola aliran
ini terdapat di daerah patahan.
f) Pola annular, terdapat pada kubah yang telah mengalami pengirisan
yang lebih lanjut dan dikelilingi oleh lapisan yang berganti antara
yang keras dan lunak. Pada keseluruhannya pola ini hampir
membentuk cincin.
g) Pola aliran pinnate, menunjukkan kecuraman lereng yang besar.

3) Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah Aliran Sungai (Drainage Area Riverbasin) yang disingkat
menjadi DAS adalah bagian dari muka bumi yang airnya mengalir ke
dalam sungai tertentu. Adapun pengertian lain, Daerah Aliran Sungai
adalah wilayah tampungan air hujan yang masuk ke dalam wilayah air
sungai.
Jadi suatu sungai beserta anak-anak sungai membentuk satu daerah
aliran. Misalnya, sungai Ci Manuk dengan anak-anak sungainya disebut
Daerah Aliran Sungai Ci Manuk.
Daerah yang memisahkan antara DAS yang satu dengan DAS yang
lainnya merupakan daerah punggungan dinamakan watershed atau stream
devide (igir).
Untuk melestarikan suatu bendungan agar tidak cepat mengalami
proses pendangkalan, maka DAS tersebut harus dihijaukan. Besar kecilnya
air sungai bergantung luas tidaknya daerah aliran dan besar sedikitnya
curah hujan di DAS tersebut.
DAS merupakan daerah penangkapan air hujan (catchment area).
Pembangunan pertanian, pemukiman, dan industri, tidak dapat dilepaskan
dari kebutuhan sumber daya air. Sebagai akibat pemanfaatan air tersebut, DAS
akan menampung buangan limbah akibat pembangunan tersebut sehingga
terjadilah pencemaran (polusi) air.
Pentingnya pengelolaan DAS jelas berkaitan dengan penyediaan air
bersih, mengamankan sumber air dari pencemaran, mencegah banjir dan
kekeringan, mencegah erosi, serta mempertahankan dan mening katkan

kesuburan tanah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar