Rabu, 07 Agustus 2013

Interaksi Desa Kota


Interaksi dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik yang
saling mempengaruhi sehingga menghasilkan efek bagi kedua belah
pihak. Hubungannya dengan desa dan kota, interaksi kedua tempat ini
dipengaruhi oleh munculnya keinginan untuk memenuhi kebutuhan dari
kedua tempat. Pola interaksinya tidak hanya terbatas pada faktor ekonomi
saja tetapi lebih dari itu pola interaksinya berlangsung dalam seluruh aspek
kehidupan. Selain itu, interaksi ini akan memunculkan gerakan penduduk
dari kedua tempat sebagai bentuk nyatanya.
Pola pergerakan penduduk dari desa ke kota atau sebaliknya dapat
dengan mudah dipelajari melalui pendekatan keilmuan geogafi. Karena
pada dasarnya, pergerakan manusia tidak akan pernah luas dari aspek
keruangan yang di dalamnya terkandung berbagai unsur baik unsur fisik,
sosial, ekonomi, dan budaya.
Sehubungan dengan adanya pola hubungan ini, Ullman mengemukakan
sedikitnya ada tiga peristiwa yang mempengaruhi munculnya
interaksi antardua wilayah, yaitu sebagai berikut.

1. Adanya Wilayah yang Saling Melengkapi
Adanya wilayah yang saling melengkapi dimungkinkan karena ketersediaan
dan persebaran sumber daya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia
tidak merata di semua tempat. Adakalanya di satu tempat terdapat sumber daya
yang melimpah, sedangkan di tempat lain kekurangan sumber daya.
Munculnya keadaan yang seperti ini memaksa kedua tempat untuk
melakukan interaksi bagi terpenuhinya kebutuhan yang tidak bisa
hanya dipenuhi dari satu tempat. Contohnya, Karawang sebagai salah
satu pusat lumbung padi Jawa Barat dan Bekasi sebagai pusat industri.
Kedua tempat ini melakukan interaksi secara simultan bahkan mungkin
saja bukan hanya di antara kedua tempat tersebut tetapi sudah meluas
interaksinya ke daerah lain.

2. Munculnya Kesempatan untuk Berintervensi
Munculnya kesempatan untuk berintervensi dimungkinkan karena
terdapat wilayah antara di antara dua wilayah yang akan saling berinteraksi.
Akibatnya, akan muncul persaingan di antara dua wilayah.
Sebagai contoh, kota A kekurangan barang B yang terdapat di kota
B, sedangkan kota B membutuhkan barang A yang terdapat di kota A.
Keadaan ini secara langsung akan menimbulkan interaksi antara kota A dan
kota B. Akan tetapi, dengan munculnya kota C yang menyediakan barang
A dan B yang dibutuhkan oleh kota A dan kota B, hubungan kedua kota
tersebut melemah. Di sinilah muncul persaingan di antara ketiga kota tersebut
sehingga ketiga kota berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhan. Pada
akhirnya, pemenuhan kebutuhan untuk masing-masing kota dipengaruhi
oleh keterjangkauan aksesibilitas sehingga bisa menekan biaya untuk
mendapatkan kebutuhan tersebut.

3. Kemudahan Pemindahan dalam Ruang
Pada umumnya, pemenuhan sumber daya yang dibutuhkan oleh suatu
tempat akan memilih tempat-tempat yang memiliki berbagai kemudahan
dalam pemenuhanannya. Salah satu faktor pertimbangannya adalah jarak
dan biaya pengangkutan. Semakin mudah pengangkutannya dan jarak yang
ditempuh, semakin dekat akan memperkuat interaksi dua wilayah.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa interaksi dua
wilayah dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hukum gravitasi (gaya tarik
menarik) dari ilmuwan fisika Sir Issac Newton dapat dengan mudah di
aplikasikan untuk meneliti seberapa kuat interaksi dua wilayah. Melalui
pendekatan geografi, hukum fisika tersebut dimodifikasi oleh W.J. Reilly
yang pada dasarnya memiliki tujuan sama yaitu mengukur kekuatan
interaksi dua wilayah.
Reilly mengemukakan bahwa kekuatan interaksi dua atau lebih suatu
wilayah dapat diukur dengan memperhatikan jumlah penduduk dari
setiap wilayah dan jarak mutlak di antara kedua tempat tersebut.
Penggunaan persamaan Reilly yang mengukur besarnya kekuatan
interaksi antarwilayah hanya dapat diterapkan apabila wilayah tersebut
memiliki berbagai persyaratan, yaitu sebagai berikut.
1) Kesamaan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya antarwilayah.
2) Kesamaan topografi wilayah.
3) Kesamaan sarana dan prasarana angkutan sebagai penghubung dua
wilayah.
Oleh karena itu, untuk menerapkan konsep interaksi wilayah dengan
menggunakan persamaan Reilly harus terlebih dulu dicermati ketiga
faktor tersebut. Adakalanya sebuah wilayah yang jaraknya jauh memiliki
nilai interaksi yang tinggi karena letaknya di daerah pedataran yang
dihubungkan oleh jalan yang bagus dan kemudahan sarana transportasi
dibandingkan dengan wilayah di dekatnya yang berjarak pendek tetapi
akses untuk menuju ke wilayah tersebut agak sulit.
Selain teori yang dikemukakan oleh Reilly tersebut, terdapat teori
lain untuk mengukur besarnya kekuatan interaksi dua wilayah, yaitu
The Breaking Point Theory.
Secara garis besar, teori ini merupakan hasil modifikasi dari teori
terdahulu dari Reilly. Teori ini memperkirakan garis batas sebuah lokasi
yang memisahkan wilayah-wilayah perdagangan yang berbeda ukurannya
dan perkiraan penempatan sebuah lokasi industri atau penempatan
tempat-tempat pelayanan sosial antardua wilayah sehingga mudah dijangkau
oleh dua wilayah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar