Rabu, 07 Agustus 2013

Penginderaan Jauh


 A. Pengertian Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan
dari istilah remote sensing dalam bahasa Inggris, sedangkan di Prancis lebih
dikenal dengan istilah teledetection, di Jerman disebut farnerkundung, dan
di Spanyol disebut perception remota.
Meskipun masih tergolong pengetahuan yang relatif masih baru, pemakaian
penginderaan jauh ternyata cukup pesat. Pemakaian penginderaan
jauh antara lain untuk mendapatkan informasi yang tepat untuk berbagai
keperluan, seperti mendeteksi sumber daya alam, daerah banjir, kebakaran
hutan, dan sebaran ikan di laut.
Penginderaan jauh atau disingkat Inderaja adalah ilmu, seni, dan
teknologi untuk mendapatkan informasi tentang suatu objek, daerah, atau
gejala di permukaan Bumi dengan menggunakan suatu alat tanpa kontak langsung
dengan objek, daerah, atau gejala yang dikaji. Everett dan Simonett
berpendapat bahwa penginderaan jauh merupakan suatu ilmu karena di
dalamnya terdapat suatu sistematika tertentu untuk dapat menganalisis
suatu informasi mengenai permukaan bumi.
Pendapat lain mengenai penginderaan jauh dikemukakan oleh
Lillesand & Kiefer. Menurutnya, penginderaan jauh adalah ilmu dan
seni untuk mendapatkan informasi tentang suatu objek, daerah, atau
fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa
kontak langsung dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji.
Pengertian mengenai alat yang tidak berhubungan langsung, yaitu
alat yang pada waktu perekaman tidak bersentuhan langsung tetapi
memiliki jarak dengan objek, daerah, atau gejala yang diamati atau
direkam dengan menggunakan wahana, seperti satelit, pesawat udara,
dan balon udara.
Data hasil perekaman oleh alat perekam masih merupakan data
mentah. Untuk menjadi suatu informasi yang berguna bagi berbagai
kepentingan manusia tentunya masih perlu dianalisis secara lebih lanjut.

B. Sistem Penginderaan Jauh
Untuk memudahkan Anda memahami tentang sistem penginderaan
jauh maka Anda harus terlebih dahulu mengenal komponen-komponen
yang ada dalam sistem penginderaan jauh, seperti tertera pada gambar
berikut ini.
1. Sumber Tenaga
Gambaran objek permukaan bumi merupakan hasil interaksi antara
tenaga dan objek yang direkam. Sumber tenaga yang utama dalam
penginderaan jauh adalah radiasi sinar Matahari, tetapi jika perekaman
tersebut dilakukan pada malam hari maka dibuat tenaga buatan yang
dikenal sebagai tenaga pulsar.
Proses penginderaan jauh dengan menggunakan sumber tenaga
radiasi Matahari pada siang hari disebut sistem pasif, sedangkan proses
penginderaan jauh dengan menggunakan sumber tenaga buatan yang
dilakukan pada malam hari disebut sistem aktif. Hal ini dikarenakan
perekaman objek pada malam hari diperlukan bantuan sumber tenaga
yang diaktifkan oleh manusia.
Proses perekaman objek melalui pancaran tenaga buatan yang disebut
tenaga pulsar harus berkecepatan tinggi karena pada saat pesawat bergerak
tenaga pulsar yang dipantulkan oleh objek direkam oleh alat sensor. Pantulan
pulsar yang tegak lurus menghasilkan tenaga yang besar sehingga rona yang
terbentuk akan berwarna gelap. Adapun jika tenaga pantulan pulsar kecil,
rona yang terbentuk akan cerah.
Radiasi Matahari yang terpancar ke segala arah terurai menjadi
berbagai panjang gelombang ( ), mulai dari panjang gelombang dengan
unit terkecil (pikometer) sampai dengan unit terbesar (kilometer).
Tenaga ini mengenai objek di permukaan bumi yang kemudian
dipantulkan ke sensor. Jumlah tenaga Matahari yang mencapai Bumi
(radiasi) dipengaruhi oleh waktu, lokasi, dan kondisi cuaca. Jumlah
tenaga yang diterima pada siang hari lebih banyak apabila dibandingkan
dengan jumlah tenaga pada pagi atau sore hari.

2. Atmosfer
Atmosfer bersifat selektif terhadap panjang gelombang sehingga
hanya sebagian kecil tenaga elektromagnetik dari radiasi sinar Matahari
yang dapat mencapai permukaan bumi dan dimanfaatkan untuk penginderaan
jauh. Bagian spektrum elektromagnetik yang mampu melalui
atmosfer dan dapat mencapai permukaan bumi disebut jendela atmosfer
(atmospheric window).
Kisaran panjang gelombang yang paling banyak digunakan dalam
penginderaan jauh adalah sebagai berikut.
a. Spektrum Gelombang Cahaya Tampak (Visible), yaitu spektrum
gelombang cahaya yang memiliki panjang gelombang antara 0,4μm–
0,7μm. Cahaya tampak yang paling panjang adalah merah, sedangkan
yang paling pendek adalah violet.
b. Spektrum Gelombang Cahaya Inframerah (Infrared), yaitu spektrum
gelombang cahaya yang memiliki panjang gelombang antara
0,7μm–1,0μm.
c. Spektrum Gelombang Mikro, yaitu spektrum gelombang yang
memiliki panjang gelombang antara 1,0μm–1,0m.
Tenaga berupa gelombang elektromagnetik dari radiasi Matahari
tidak dapat mencapai permukaan bumi secara utuh. Gelombang elektromagnetik
mengalami hambatan oleh atmosfer. Hambatan ini terutama
disebabkan penyerapan, pantulan, dan hamburan oleh butir-butir yang
ada di atmosfer, seperti debu, uap air, gas karbon dioksida, dan ozon.

3. Interaksi antara Tenaga dan Objek di Permukaan Bumi
Interaksi antara tenaga atau radiasi dengan objek yang terdapat
di permukaan Bumi dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk, yaitu
sebagai berikut.
a. Absorption (A), yaitu proses diserapnya tenaga oleh objek.
b. Transmission (T), yaitu proses diteruskannya tenaga oleh objek.
c. Reflection (R), yaitu proses dipantulkannya tenaga oleh objek.
Interaksi antara tenaga atau energi dengan objek-objek di permukaan
Bumi akan menghasilkan pancaran sinyal dan pantulan yang bersifat sangat
selektif. Jika karakteristik objek di permukaan bumi bertekstur halus, permukaan
objek akan bersifat seperti cermin sehingga hampir semua energi
dipantulkan dengan arah yang sama atau disebut specular reflection. Adapun
jika permukaan objek memiliki tekstur kasar, maka hampir semua tenaga
dipantulkan ke berbagai arah atau disebut diffuse reflection.

4. Sensor atau Alat Pengindera
Pengumpulan data dalam penginderaan jauh dilakukan dari jarak
jauh dengan menggunakan sensor. Oleh karena itu, diperlukan tenaga
penghubung yang membawa data tentang suatu objek di permukaan
bumi ke sensor. Data tersebut dikumpulkan dan direkam oleh sensor
dengan tiga cara, yaitu sebagai berikut.
a. Distribusi Daya (force) direkam dengan Gravitometer, yaitu alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan gaya
tarik Bumi.
b. Distribusi Gelombang Bunyi direkam dengan sonar yang diguna kan
untuk mengumpulkan data gelombang suara dalam air.
c. Distribusi Gelombang Elektromagnetik direkam dengan kamera
untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan pantulan sinar.
Sensor adalah alat yang digunakan untuk melacak, mendeteksi, dan
merekam suatu objek dalam daerah jangkauan tertentu. Tiap sensor
memiliki kepekaan tersendiri terhadap bagian spektrum elektromagnetik.
Kemampuan sensor untuk merekam gambar terkecil disebut resolusi
spasial. Semakin kecil objek yang dapat direkam oleh sensor, semakin
baik kualitas sensor itu dan semakin baik resolusi spasial dari citra yang
dihasilkan.

Berdasarkan proses perekamannya sensor dibedakan menjadi dua,
yaitu sensor fotografi dan sensor elektrik.
a. Sensor Fotografi
Proses perekaman ini berlangsung secara kimiawi. Tenaga elektromagnetik
diterima dan direkam pada emulsi film yang apabila diproses
akan menghasilkan foto. Apabila pemotretan dilakukan dari pesawat
udara atau balon udara, fotonya disebut foto udara. Apabila pemotretan
dilakukan dari antariksa, fotonya disebut foto orbital atau foto satelit.
b. Sensor Elektrik
Sensor ini menggunakan tenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik.
Alat penerima dan perekamannya berupa pita magnetik. Sinyal elektrik
yang direkam pada pita magnetik kemudian diproses menjadi data visual
maupun menjadi data digital yang siap diolah. Pemrosesannya menjadi
citra dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.
1) Dengan memotret data yang direkam dengan pita magnetik yang
diwujudkan secara visual pada layar monitor.
2) Dengan menggunakan film perekam khusus hasilnya berupa foto
yang disebut citra penginderaan jauh.
Kendaraan yang membawa sensor atau alat pemantau dinamakan
wahana. Berdasarkan ketinggian peredaran wahana, tempat pemantauan atau
pemotretan dari angkasa ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok
wahana, yaitu sebagai berikut.
a. Pesawat terbang rendah sampai medium dengan ketinggian antara
1.000 meter sampai 9.000 meter dari permukaan Bumi. Citra yang
dihasilkan adalah citra foto (foto udara).
b. Pesawat terbang tinggi dengan ketinggian sekitar 18.000 meter dari
permukaan Bumi. Citra yang dihasilkan ialah foto udara dan Multispectral
Scanner Data.
c. Satelit dengan ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan
bumi. Citra yang dihasilkan adalah citra satelit.

5. Perolehan Data
Perolehan data dapat dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan
inter pretasi secara visual. Dapat pula dengan cara numerik atau cara
digital, yaitu dengan menggunakan komputer. Foto udara pada umumnya
diinterpretasi secara manual, sedangkan data hasil penginderaan jauh secara
elektronik dapat diinterpretasi secara manual maupun secara digital atau
numerik.

6. Pengguna Data
Pengguna data (perorangan, kelompok, badan, atau pemerintah)
merupakan komponen paling penting dalam penginderaan jauh. Para
penggunalah yang dapat menentukan diterima atau tidaknya hasil
penginderaan jauh tersebut. Data yang dihasilkan antara lain mencakup
wilayah dan sumber daya alam suatu negara yang merupakan data yang

sangat penting untuk kepentingan orang banyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar