A. Pengertian Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh dalam
bahasa Indonesia merupakan terjemahan
dari istilah remote sensing dalam
bahasa Inggris, sedangkan di Prancis lebih
dikenal dengan istilah teledetection,
di Jerman disebut farnerkundung, dan
Meskipun masih
tergolong pengetahuan yang relatif masih baru, pemakaian
penginderaan jauh ternyata cukup pesat.
Pemakaian penginderaan
jauh antara lain untuk mendapatkan
informasi yang tepat untuk berbagai
keperluan, seperti mendeteksi sumber
daya alam, daerah banjir, kebakaran
hutan, dan sebaran ikan di laut.
Penginderaan jauh atau
disingkat Inderaja adalah ilmu, seni, dan
teknologi untuk mendapatkan informasi
tentang suatu objek, daerah, atau
gejala di permukaan Bumi dengan
menggunakan suatu alat tanpa kontak langsung
dengan objek, daerah, atau gejala yang
dikaji. Everett dan Simonett
berpendapat bahwa penginderaan jauh
merupakan suatu ilmu karena di
dalamnya terdapat suatu sistematika
tertentu untuk dapat menganalisis
suatu informasi mengenai permukaan bumi.
Pendapat lain mengenai
penginderaan jauh dikemukakan oleh
Lillesand & Kiefer.
Menurutnya, penginderaan jauh adalah ilmu dan
seni untuk mendapatkan informasi tentang
suatu objek, daerah, atau
fenomena melalui analisis data yang
diperoleh dengan suatu alat tanpa
kontak langsung dengan objek, daerah,
atau fenomena yang dikaji.
Pengertian mengenai alat yang tidak
berhubungan langsung, yaitu
alat yang pada waktu perekaman tidak
bersentuhan langsung tetapi
memiliki jarak dengan objek, daerah,
atau gejala yang diamati atau
direkam dengan menggunakan wahana,
seperti satelit, pesawat udara,
dan balon udara.
Data hasil perekaman
oleh alat perekam masih merupakan data
mentah. Untuk menjadi suatu informasi
yang berguna bagi berbagai
kepentingan
manusia tentunya masih perlu dianalisis secara lebih lanjut.
B. Sistem Penginderaan Jauh
Untuk memudahkan Anda
memahami tentang sistem penginderaan
jauh maka Anda harus terlebih dahulu
mengenal komponen-komponen
yang ada dalam sistem penginderaan jauh,
seperti tertera pada gambar
berikut
ini.
1. Sumber Tenaga
Gambaran objek
permukaan bumi merupakan hasil interaksi antara
tenaga dan objek yang direkam. Sumber
tenaga yang utama dalam
penginderaan jauh adalah radiasi sinar
Matahari, tetapi jika perekaman
tersebut dilakukan pada malam hari maka
dibuat tenaga buatan yang
dikenal sebagai tenaga pulsar.
Proses penginderaan
jauh dengan menggunakan sumber tenaga
radiasi Matahari pada siang hari disebut
sistem pasif, sedangkan proses
penginderaan jauh dengan menggunakan
sumber tenaga buatan yang
dilakukan pada malam hari disebut sistem
aktif. Hal ini dikarenakan
perekaman objek pada malam hari
diperlukan bantuan sumber tenaga
yang diaktifkan oleh manusia.
Proses perekaman objek
melalui pancaran tenaga buatan yang disebut
tenaga pulsar harus berkecepatan tinggi
karena pada saat pesawat bergerak
tenaga pulsar yang dipantulkan oleh
objek direkam oleh alat sensor. Pantulan
pulsar yang tegak lurus menghasilkan
tenaga yang besar sehingga rona yang
terbentuk akan berwarna gelap. Adapun
jika tenaga pantulan pulsar kecil,
rona yang terbentuk akan cerah.
Radiasi Matahari yang
terpancar ke segala arah terurai menjadi
berbagai panjang gelombang ( ), mulai
dari panjang gelombang dengan
unit
terkecil (pikometer) sampai dengan unit terbesar (kilometer).
Tenaga ini mengenai objek di permukaan
bumi yang kemudian
dipantulkan ke sensor. Jumlah tenaga
Matahari yang mencapai Bumi
(radiasi) dipengaruhi oleh waktu,
lokasi, dan kondisi cuaca. Jumlah
tenaga yang diterima pada siang hari
lebih banyak apabila dibandingkan
dengan
jumlah tenaga pada pagi atau sore hari.
2. Atmosfer
Atmosfer bersifat
selektif terhadap panjang gelombang sehingga
hanya sebagian kecil tenaga
elektromagnetik dari radiasi sinar Matahari
yang dapat mencapai permukaan bumi dan
dimanfaatkan untuk penginderaan
jauh. Bagian spektrum elektromagnetik
yang mampu melalui
atmosfer dan dapat mencapai permukaan
bumi disebut jendela atmosfer
(atmospheric window).
Kisaran panjang
gelombang yang paling banyak digunakan dalam
penginderaan jauh adalah sebagai
berikut.
a. Spektrum Gelombang Cahaya Tampak (Visible),
yaitu spektrum
gelombang cahaya yang memiliki panjang
gelombang antara 0,4μm–
0,7μm. Cahaya tampak yang paling panjang
adalah merah, sedangkan
yang paling pendek adalah violet.
b. Spektrum Gelombang Cahaya
Inframerah (Infrared), yaitu spektrum
gelombang cahaya yang memiliki panjang
gelombang antara
0,7μm–1,0μm.
c. Spektrum Gelombang Mikro,
yaitu spektrum gelombang yang
memiliki panjang gelombang antara
1,0μm–1,0m.
Tenaga berupa gelombang elektromagnetik
dari radiasi Matahari
tidak dapat mencapai permukaan bumi
secara utuh. Gelombang elektromagnetik
mengalami hambatan oleh atmosfer.
Hambatan ini terutama
disebabkan penyerapan, pantulan, dan
hamburan oleh butir-butir yang
ada di atmosfer, seperti debu, uap air,
gas karbon dioksida, dan ozon.
3. Interaksi antara Tenaga dan Objek di
Permukaan Bumi
Interaksi antara tenaga
atau radiasi dengan objek yang terdapat
di permukaan Bumi dapat dikelompokkan
menjadi tiga bentuk, yaitu
sebagai berikut.
a. Absorption (A), yaitu proses
diserapnya tenaga oleh objek.
b. Transmission (T), yaitu proses
diteruskannya tenaga oleh objek.
c.
Reflection (R), yaitu proses dipantulkannya tenaga oleh objek.
Interaksi antara tenaga atau energi
dengan objek-objek di permukaan
Bumi akan menghasilkan pancaran sinyal
dan pantulan yang bersifat sangat
selektif. Jika karakteristik objek di
permukaan bumi bertekstur halus, permukaan
objek akan bersifat seperti cermin
sehingga hampir semua energi
dipantulkan dengan arah yang sama atau
disebut specular reflection. Adapun
jika permukaan objek memiliki tekstur
kasar, maka hampir semua tenaga
dipantulkan
ke berbagai arah atau disebut diffuse reflection.
4. Sensor atau Alat Pengindera
Pengumpulan data dalam
penginderaan jauh dilakukan dari jarak
jauh dengan menggunakan sensor. Oleh
karena itu, diperlukan tenaga
penghubung yang membawa data tentang
suatu objek di permukaan
bumi ke sensor. Data tersebut
dikumpulkan dan direkam oleh sensor
dengan tiga cara, yaitu sebagai berikut.
a. Distribusi Daya (force)
direkam dengan Gravitometer, yaitu alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data yang
berkaitan dengan gaya
tarik Bumi.
b. Distribusi Gelombang Bunyi direkam
dengan sonar yang diguna kan
untuk mengumpulkan data gelombang suara
dalam air.
c. Distribusi Gelombang Elektromagnetik
direkam dengan kamera
untuk mengumpulkan data yang berkaitan
dengan pantulan sinar.
Sensor adalah alat yang digunakan untuk
melacak, mendeteksi, dan
merekam suatu objek dalam daerah
jangkauan tertentu. Tiap sensor
memiliki kepekaan tersendiri terhadap
bagian spektrum elektromagnetik.
Kemampuan sensor untuk merekam gambar
terkecil disebut resolusi
spasial.
Semakin kecil objek yang dapat direkam oleh sensor, semakin
baik kualitas sensor itu dan semakin
baik resolusi spasial dari citra yang
dihasilkan.
Berdasarkan proses
perekamannya sensor dibedakan menjadi dua,
yaitu sensor fotografi dan sensor
elektrik.
a. Sensor Fotografi
Proses perekaman ini
berlangsung secara kimiawi. Tenaga elektromagnetik
diterima dan direkam pada emulsi film
yang apabila diproses
akan menghasilkan foto. Apabila
pemotretan dilakukan dari pesawat
udara atau balon udara, fotonya disebut foto
udara. Apabila pemotretan
dilakukan
dari antariksa, fotonya disebut foto orbital atau foto satelit.
b. Sensor Elektrik
Sensor ini menggunakan
tenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik.
Alat penerima dan perekamannya berupa
pita magnetik. Sinyal elektrik
yang direkam pada pita magnetik kemudian
diproses menjadi data visual
maupun menjadi data digital yang siap
diolah. Pemrosesannya menjadi
citra dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu sebagai berikut.
1) Dengan memotret data yang direkam
dengan pita magnetik yang
diwujudkan secara visual pada layar
monitor.
2) Dengan menggunakan film perekam
khusus hasilnya berupa foto
yang disebut citra penginderaan jauh.
Kendaraan yang membawa sensor atau alat
pemantau dinamakan
wahana. Berdasarkan ketinggian peredaran
wahana, tempat pemantauan atau
pemotretan dari angkasa ini dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok
wahana, yaitu sebagai berikut.
a. Pesawat terbang rendah sampai medium
dengan ketinggian antara
1.000 meter sampai 9.000 meter dari
permukaan Bumi. Citra yang
dihasilkan adalah citra foto (foto
udara).
b. Pesawat terbang tinggi dengan
ketinggian sekitar 18.000 meter dari
permukaan Bumi. Citra yang dihasilkan
ialah foto udara dan Multispectral
Scanner Data.
c. Satelit dengan ketinggian antara 400
km sampai 900 km dari permukaan
bumi.
Citra yang dihasilkan adalah citra satelit.
5. Perolehan Data
Perolehan data dapat
dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan
inter pretasi secara visual. Dapat pula
dengan cara numerik atau cara
digital,
yaitu dengan menggunakan komputer. Foto udara pada umumnya
diinterpretasi secara manual, sedangkan
data hasil penginderaan jauh secara
elektronik dapat diinterpretasi secara
manual maupun secara digital atau
numerik.
6. Pengguna Data
Pengguna data
(perorangan, kelompok, badan, atau pemerintah)
merupakan komponen paling penting dalam
penginderaan jauh. Para
penggunalah yang dapat menentukan
diterima atau tidaknya hasil
penginderaan jauh tersebut. Data yang
dihasilkan antara lain mencakup
wilayah dan sumber daya alam suatu
negara yang merupakan data yang
sangat penting untuk kepentingan orang
banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar