Minggu, 20 Oktober 2013

Bentuklahan Dataran Aluvial Dan Pemanfaatannya Di Desa Tumbakbayuh, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Bumi merupakan tempat tinggal dari segala jenis makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan dan termasuk manusia itu sendiri.  Manusia maupun makhluk hidup lainnya memanfaatkan tempat-tempat yang ada di muka bumi untuk tumbuh dan berkembang demi kelangsungan hidupnya. Tempat-tempat atau wilayah permukaan bumi yang menjadi tempat tinggal makhluk hidup ini antara daerah satu dengan daerah lainnya sangat beragam. Keberagamannya dapat dilihat seperti dari adanya daerah yang datar, daerah yang berbukit-bukit, daerah yang bergunung terjal dan sebagainya.

            Faktor utama yang mempengaruhi variasi relief atau topografi permukaan bumi ialah adanya tenaga dalam bumi (endogen) dan tenaga dari luar bumi (eksogen) yang antara kedua tenaga ini dapat bersama-sama mempengaruhi keadaan yang ada di bumi. Kedua tenaga pembentuk muka bumi ini sudah bekerja semenjak bumi terbentuk dan terus berlangsung hingga masa sekarang, yang menyebabkan bentuk-bentuk muka bumi akan terus mengalami perubahan pada masa kedepannya.
            Secara umum, bentuk-bentuk muka bumi telah dikelompokan ke dalam sembilan bentukanlahan oleh para ahli. Bentuklahan yang ada yaitu meliputi bentuklahan bentukan asal volkanis, bentuklahan bentukan asal struktural, bentuklahan asal proses denudasional, bentuklahan bentukan asal proses fluvial, bentuklahan bentukan asal proses marin, bentuklahan bentukan asal proses angin, bentuklahan asal proses pelarutan, bentuklahan bentukan asal proses glasial, bentuklahan bentukan asal aktivitas organisme.
            Bentuklahan bentukan asal proses fluvial merupakan salah satu bentuk lahan yang telah disebutkan diatas. Bentuklahan ini terutama berhubungan erat dengan daerah-daerah penimbunan (sedimentasi). Salah satu hasil bentuklahan bentukan asal proses fluvial ini adalah dataran aluvial (Dibyosaputro, 1997).
            Bali khususnya wilayah bagian selatan merupakan daerah yang memiliki dataran yang luas. Daerah bagian selatan ini khususnya sebagian besar wilayah di kabupaten Tabanan, Badung, Gianyar, dan Klungkung merupakan wilayah dataran aluvial selatan dari Pulau Bali (http://dexnachicharito.blogspot.com, diakses tanggal 11 Oktober 2013). Desa Tumbakbayuh yang berada di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung merupakan daerah yang termasuk ke dalam bentuklahan dataran aluvial.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di rumuskan beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana keadaan bentuklahan di Desa Tumbakbayuh, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung?
1.2.2 Bagaimana pemanfaatan lahan di Desa Tumbakbayuh, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung?

1.3 Tujuan
            Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini yaitu:
1.3.1 Mendeskripsikan keadaan bentuklahan di Desa Tumbakbayuh, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.
1.3.2 Menjelaskan pemanfaatan lahan di Desa Tumbakbayuh, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
          Dari hasil penulisan makalah ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan terutama tentang geomorfologi Desa Tumbakbayuh, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.
1.4.2 Manfaat Praktis
          Bagi penulis, yaitu dapat mendeskripsikan geomorfologi Desa Tumbakbayuh, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.


1.5 Metode Penulisan
            Adapun metode-metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk pemecahan masalah yaitu:
1.5.1 Metode Kepustakaan
            Dalam metode ini, penulis menggunakan berbagai macam sumber atau referensi yang berupa buku-buku yang berkaitan dengan masalah-masalah yang ada.
1.5.2 Metode Observasi
            Metode ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung dengan objek yang dikaji.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Bentuklahan
Menurut Widyatmanti dan Natalia (2008), bentuk lahan adalah bentuk tampilan suatu lahan di permukaan bumi, seperti puncak gunung, tebing, lembah, dataran, pesisir, gumuk pasir dan lainnya. Sedangkan, menurut Dibyosaputro (1997), bentuklahan merupakan bagian dari permukaan bumi yang mempunyai bentuk khas sebagai akibat dari proses dan struktur batuan selama periode tertentu.
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, bentuklahan merupakan tampilan suatu lahan di permukaan bumi yang mempunyai bentuk yang khas. Secara umum bentuk lahan di bumi ini terdiri dari:
a)      Bentuklahan struktural, yaitu bentuklahan asli yang terbentuk oleh tenaga endogen atau dari dalam bumi, seperti lipatan, patahan, dan perkembangannya.
b)      Bentuklahan vulkanik, yaitu bentuklahan yang berasal dari gunung berapi baik intusri maupun ekstrusi. Contoh kawah, danau kawah, kerucut gunung api dan medan lava.
c)      Bentuklahan denudasional, terdapat di daerah dengan topgrafi berbukit atau gunung yang memiliki jenis batuan lunak dan beriklim basah. Bentuk strukturnya tidak tampak lagi, karena adanya gerakan tanah atau massa batuan (longsor dan batu jatuh).
d)     Bentuklahan marine/laut, yaitu bentuk lahan yang berhubungan dengan marine/laut. Bentuklahan ini kadang bergabung dengan fluvial yang bertemu di lautan. Contoh rataan pasang surut dan beting gesik.
e)      Bentuk lahan fluvial/atau sungai, yaitu bentuklahan yang banyak berhubungan dengan sedimentasi atau pengendapan/penimbunan di daerah sekitar sungai, dengan penggerak utama adalah air. Contoh lembah sungai, dataran banjir, delta, dan kivas aluvial.
f)       Bentuk lahan glasial, yaitu bentuklahan yang berasal dari glasial atau sungai dengan material es. Bentuklahan ini memiliki 2 proses asal, yaitu bentukan erosional dan bentukan deposisional. Contoh, medan salju, lembah menggantung, dan dataran fluvio-glasial.
g)      Bentuklahan angin/aeolin, yaitu bentuklahan karena bentukan angin sebagai tenaga erosif dan akumulatif, yaitu material diangkat (erosi) dan di endapkan di tempat lain (akumulatif). Bentuk lahan angin sangat tergantung pada batuan, iklim dan topografi daerah pengendapan. Contoh gumuk pasir (bukit pasir) sabit, sisir, parabola, hamparan pasir.
h)      Bentuklahan solusional, yaitu bentuk lahan proses pelarutan atau disebut dengan karts. Bentuklahan solusional dapat terjadi jika terdapat batu gamping dengan kemurnian tinggi, lapisan tebal, pada topografi tinggi, di daerah tropis basah, dan vegetasi penutupnya lebat. Pada daerah tersebut air hujan akan masuk ke dalam tanah dengan cepat, sambil melarutkan material batu gamping melalui sungai bawah tanah atau diaklas. Contoh kubah karts, dataran tinggi karts (Widyatmanti dan Natalia, 2008).
i)        Berbagai macam bentuklahan bentukan asal organik antara lain terumbu karang. Terumbu karang (coral reef) merupakan suatu bentukan yang terjadi di dalam lingkungan laut oleh aktivitas organisme (Dibyosaputro, 1997).
Pada umumnya terdapat lima tipe kemiringan lereng yaitu:
            I. 0 – 2 % yang dikategorikan datar
            II. 2 – 8 % yang dikategorikan melandai
            III. 8 – 25% yang dikategorikan bergelombang
            IV. 25 – 40% yang dikategorikan terjal
            V. >40% yang dikategorikan sangat terjal.

2.2 Pengertian Dataran Aluvial
            Menurut Dibyosaputro (1997), dataran aluvial mempunyai topografi datar sebagai hasil pengendapan aluvium di kiri kanan sungai. Endapan ini terjadi akibat adanya luapan air sungai yang membawa sedimen disaat banjir. Dengan demikian maka struktur endapan pada dataran aluvial adalah berlavis horizontal pada elvansi yang rendah. Dataran rendah merupakan dataran hasil endapan oleh air atau sering disebut dataran aluvial. Biasanya dataran aluvial mempunyai tanah yang subur dan sangat baik untuk daerah pertanian dan permukiman, atau juga untuk industri. Hal ini didukung dengan ketersediaan air di dataran rendah yang umumnya melimpah karena endapan aluvium yang ada mampu menyerap dan menahan air di dalamnya (Waluyo, dkk, 2008).
            Dataran aluvial merupakan daerah yang terdapat di dataran rendah, daerah ini terbentuk karena hasil endapan material-material dari tempat lain sehingga pada umumnya dataran aluvial memiliki tanah yang subur dan baik untuk pertanian dan permukiman.

2.3 Pemanfaatn lahan
            Pemanfaatan lahan/penggunaan lahan/land use adalah modifikasi yang dilakukan oleh manusia terhadap lingkungan hidup menjadi lingkungan terbangun seperti lapangan, pertanian, dan permukiman. Menurut FAO (1997), pemanfaatan lahan didefinisikan sebagai sejumlah pengaturan, aktivitas dan input yang dilakukan manusia pada tanah tertantu (http://id.wikipedia.org, diakses pada tanggal 13 Oktober 2013). Sedangkan menurut Vink (dalam Suhubdy Yasin, dkk (1991), penggunaan lahan yaitu “merupakan setiap bentuk campur tangan manusia terhadap sumber daya lahan, baik sifatnya menetap maupun dari daur ulang (cyclic) yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebendaan maupun kejiwaan (spiritual) atau kedua-duanya.
            Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan lahan merupakan modifikasi yang dilakukan oleh manusia terhadap lingkungan sekitarnya yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik sifatnya menetap maupun daur ulang. Manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya memerlukan berbagai kebutuhan dalam kehipupan sehari-harinya. Seperti keperluan manusia untuk memiliki tempat tinggal yang baik dan aman, sehingga terjadi penggunaan lahan-lahan menjadi tempat bermukim. Selain itu, manusia juga perlu menggunakan lahan untuk bercocok tanam demi mendapatkan/menghasilkan keperluan hidupnya.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Keadaan Bentuklahan di Desa Tumbakbayuh, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung
Desa Tumbakbayuh memiliki luas yaitu 2,37 km² dengan ketinggian <500 meter dari permukaan laut. Desa ini terletak di bagian selatan dari Kecamatan Mengwi, Kabupaten badung dengan batas wilayah sebagai berikut:
·         Sebelah utara dan timur berbatasan dengan Desa Buduk
·         Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pererenan
·         Sebelah barat berbatasan dengan Desa Munggu
Desa Tumbakbayuh dibagi menjadi tujuh banjar, yaitu:
·         Banjar Gunung Pande
·         Banjar Datengan
·         Banjar Jeroan
·         Banjar Pempatan
·         Banjar Dangin Sema
·         Banjar Kelepekan
·         Banjar Tiying Tutul
Desa tumbakbayuh tergolong ke dalam bentuklahan dataran aluvial, hampir keseluruhan wilayah di desa ini merupakan daerah yang datar, hanya sebagian daerah saja yang sedikit melandai. Di desa ini terdapat sungai Pangi yang mengalir di sepanjang desa yaitu dari bagian utara desa menuju ke seletan desa.
Desa Tumbakbayuh dapat dibagi ke dalam 3 bagian sebagai berikut:
·         Bagian Utara
Pada bagian utara dari Desa Tumbakbayuh yang mencangkup Banjar Gunung Pande dan Datengan merupakan daerah yang sebagian besar merupakan daerah yang datar. Pada sisi timur laut daerah ini dan di perbatasan antara Banjar Gunung Pande dan Banjar Datengan memiliki topografi yang melandai, sedangkan pada bagian daerah lainnya memiliki topografi yang datar.
·         Bagian Tengah dan Selatan
Pada bagian tengah dan selatan memiliki keadan yang sama dengan bagian utara desa yaitu memiliki topografi yang hampir secara keseluruhannya merupakan daerah yang datar dan hanya beberapa bagian saja yang daerahnya melandai. Pada daerah bagian tengah desa daerah yang melandai adalah di bagian timurnya sedangakan pada bagian selatan daerah yang melandai adalah di bagian barat daya.
Desa Tumbakbayuh adalah daerah yang terdapat sumber air yang cukup banyak. Berdasarkan data yang ada, pada akhir tahun 2011, dari 626 rumah tangga yang ada hanya 152 rumah tangga yang memakai air PAM sebagai air minum sedangkan sisanya menggunakan mata air (51 rumah tangga), sumur (261 rumah tangga), pompa air (152 rumah tangga), dan lainnya (34 rumah tangga) (Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung, 2012).

Sumber: maps.google.com

Gambar 01. Peta Administrasi Desa Tumbakbayuh
3.2 Pemanfaatan Lahan di Desa Tumbakbayuh, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung
Pemanfaatan lahan merupakan modifikasi yang dilakukan oleh manusia terhadap lingkungan sekitarnya yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik sifatnya menetap maupun daur ulang. Desa Tumbakbayuh yang memiliki luas 2,37 km², sebagian besar luas wilayahnya dipergunakan sebagai daerah pertanian/sawah (165 ha), sisanya adalah tegalan (28 ha), dan pekarangan (44 ha). Pertanian yang ada di Desa Tumbakbayuh adalah secara keseluruhan merupakan pertanian padi, pertanian ini terdapat di bagian utara desa dan di bagian selatan desa. Sedangkan tegalan yang luasnya 28 ha, lebih banyak di tanami pohon ketala dan pohon pisang, tegalan ini sebagian besar terdapat pada daerah dekat sungai Pangi.
Pemanfaatan lahan yang ada untuk pembangunan di desa ini telah banyak dilakukan. Berdasarkan sensus, pada akhir tahun 2011 telah terdapat 626 tempat tinggal yang di bangun, selain itu juga digunakan sebagai toko/perdagangan (65 unit), dan industri (62 unit) (Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung, 2012).
            Desa Tumbakbayuh yang berada di bagian selatan Pulau Bali, sangat dekat letaknya dengan objek-objek wisata yang ada di Bali selatan seperti Pantai Kuta, Pantai Batu Bolong, Pantai Pererenan, dan lainnya. Hal ini membuat, pemanfaatan lahan yang ada di desa ini banyak di pergunakan sebagai tempat untuk membangun villa-villa seperti Villa Celebrity, Villa Tukad, dan yang lainnya.

















Gambar 02. Villa Tukad


BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
4.1.1 Desa tumbakbayuh tergolong ke dalam bentuklahan dataran aluvial, hampir keseluruhan wilayah di desa ini merupakan daerah yang datar, hanya sebagian daerah saja yang sedikit melandai. Di desa ini terdapat sungai Pangi yang mengalir di sepanjang desa yaitu dari bagian utara desa menuju ke seletan desa.
4.1.2 Desa Tumbakbayuh yang memiliki luas 2,37 km², wilayahnya dipergunakan sebagai daerah pertanian/sawah, tegalan, permukiman, pertokoan, villa, dan lainnya.

4.2 Saran
            Untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup yang sejahtera dan kelestarian lingkungan sekitar, maka penduduk sekitar yang ada di Desa Tumbakbayuh harus menggunakan sumber daya lahan yang tersedia dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar