Jumat, 11 Oktober 2013

KONSEP DIDAKTIK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Sekolah merupakan suatu lembaga yang memberikan pengajaran kepada murid-muridnya. Lembaga pendidikan ini memberikan pengajaran secara formal. Berbeda dengan halnya keluarga dan masyarakat yang memberikan pendidikan secara informal. Sebagai suatu lembaga yang menyelenggarakan pengajaran dan kesempatan belajar sudah barang tentu harus memenuhi bermacam ragam persyaratan antara lain: murid, guru, program pendidikan, asrama, sarana, dan fasilitas. Segala sesuatu telah disusun dan diatur menurut pola dan sistematika tertentu sehingga memungkinkan kegiatan mengajar dan belajar berlangsung dan terarah pada pembentukan dan pengembangan siswa (Hamalik, 2001).

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi setiap orang. Dengan mendapatkan suatu pendidikan seseorang akan dapat mencapai pendewasaan. Dalam dunia pendidikan akan selalu terdapat kegiatan mengajar, mendidik, dan melatih. Kegiatan mengajar ini lebih menekankan pada upaya untuk memberikan sejumlah pengetahuan-pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik.
            Pendidik dalam kegiatan pengajarannya di dalam kelas, melakukan berbagai upaya agar peserta didik dapat memahami materi yang diberikannya. Sehinnga dalam proses pembelajaran, seorang pendidik harus mampu menyampaikan materi yang diajarkannya dengan baik. Untuk dapat mewujudkannya, selain menguasai materi-materi pelajaran dengan baik pendidik juga harus memiliki cara-cara mengajar yang baik agar materi yang diajarkan dapat diterima peserta didik dengan baik.
            Salah satu upaya yang dapat dilakukan seorang pendidik agar bisa memberikan suatu pengajaran yang profesional adalah dengan mempelajari imu didaktik. Didaktik merupakan suatu ilmu tentang mengajar. Didaktik merupakan suatu ilmu yang berdiri atau memiliki disiplin sendiri (Hamalik, 2001). Untuk itu perlu diketahui dasar-dasar dari ilmu didaktik itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalah sebagai berikut:
     1.2.1 Apa pengertian, fungsi, dan manfaat didaktik?
     1.2.2 Bagaimana didaktik sebagai suatu ilmu?

1.3 Tujuan
            Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan makalah yang ingin dacapai yaitu:
     1.3.1 Mendeskripsikan pengertian, fungsi, dan manfaat didaktik.
     1.3.2 Mendeskripsikan didaktik sebagai suatu ilmu.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu diharapkan (1) dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk bidang pendidikan khususnya yang berkaitan dengan konsep didaktik, (2) manfaat bagi penulis yaitu dapat memahami tentang konsep didaktik.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Didaktik
2.1.1 Pengertian Didaktik
            Kata didaktik atau didactic sampai sekarang digunakan oleh guru-guru. Istilah ini berasal dari benua Eropa, yakni Eropa Barat. Orang Belanda membawanya ke Indonesia dan akhirnya sampai sekarang terus dipergunakan.
            Di luar negeri, seperti Amerika mereka mempergunakan istilah lain  yaitu istilah teaching, curriculum, dan audio visual aids, untuk pengertian pengajaran, rencana pengajaran, dan alat bantu pengajaran. Selain itu sering pula digunakan istilah learning, untuk perbuatan belajar murid. Perbuatan belajar erat sekali pertaliannya dengan perbuatan mengajar. Karena itu teaching dan learning satu sama lain saling berkaitan  dan saling menunjang. Demikian pula masalah kurikulum dan audio visual aids satu sama lain tidak dapat di lepaskan. Namun para ahli membicarakannya dengan kekhususan tertentu dengan sudut peninjauan yang berlainan.
            Kalau kita tetap menggunakan istilah didaktik, ini tidak berarti bahwa kita melepaskan atau menyampingkan begitu saja hal-hal yang berkenaan dengan masalah kurikulum, learning dan audio visual aids. Bahkan sebaliknya hal-hal tersebut merupakan bagian integral daripada didaktik atau setidak-tidaknya bahan tentang didaktik akan banyak diperkaya oleh bahan-bahan dari kurikulum, learning dan audio visual aids. Sehingga didaktik itu sendiri kemudian menjadi landasan berpijak yang kuat dari ilmu kurikulum, learning dan audio visual aids itu.
            Istilah didaktik berasal dari kata didasco, didaskein, artinya saya mengajar atau jalan pelajaran, bahkan ada yang menyebutkannya sebagai ilmu tentang mengajar dan belajar. Ilmu ini membicarakan tentang bagaimana cara membimbing kegiatan belajar murid secara berhasil (Hamalik, 2001).
Didaktik adalah ilmu mengajar yang membuat orang menjadi belajar. Didaktik adalah ilmu tentang masalah mengajar dan belajar secara ampuh dan berdaya guna. Didaktik tidak sama dengan pendagogik. Didaktik adalah bagian kecil dari rumpun ilmu pedagogi. Mengajar hanyalah salah satu aspek dari mendidik, namun mengajar adalah unsur yang utama dalam mendidik (Ismail, 1998).

2.1.2 Fungsi Didaktik
            Fungsi Didaktik dapat ditinjau dari dua segi, yang pertama ialah dari segi ilmu dan kedua dari segi alat atau media.
a. Fungsi Didaktik dari Segi Ilmu
            Ilmu didaktik merupakan cabang dari ilmu pendidikan, yang sekarang telah berkembang sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Didaktik dipandang sebagai ilmu pendidikan yang diterapkan, yang dipraktekkan terutama dalam pengajaran di sekolah. Perkembangan didaktik yang pesat, bukan saja mendorong kemajuan pengajaran, akan tetapi telah memberikan bahan-bahan yang lengkap bagi ilmu pendidikan. Bahkan timbulnya masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dan murid dalam hubungan proses belajar dan mengajar telah mendorong pemikiran-pemikiran baru secara filosofis pedagogis. Para ahli filsafat pendidikan berusaha keras menemukan cara-cara yang tepat untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh didaktik.
            Pengalaman-pengalaman para pendidik, guru, orang tua, dan masyarakat telah memberikan bahan-bahan yang berguna bagi para ahli pendidikan, sehingga mereka menciptakan konsep baru dalam bidang didaktik. Hal ini dapat kita buktikan dengan sistem pendidikan yang dicetuskan dan dicobakan oleh para ahli tersebut.
b. Fungsi Didaktik dari Segi Alat
            Sebagai alat, didaktik berfungsi dalam masyarakat, budaya, dan teknologi. Kita maklum bahwa di dalam masyarakat, baik dalam kelompok yang besar maupun dalam kelompok yang kecil, setiap saat dan dimana saja selalu terjadi proses komunikasi dan interaksi.
            Komunikasi dan interaksi sosial akan bertambah lancar apabila individu-individu yang berkomunikasi dan berinteraksi itu mampu melakukannya secara baik dan efektif. Sebagai contoh, hubungan percakapan antara dua orang akan lebih bergairah apabila orang-orang itu menguasai teknik berbicara yang baik.
2.1.3 Manfaat Didaktik
            Masih ada sebagian orang yang berpendapat, bahwa ilmu didaktik hanya bermanfaat bagi guru disekolah saja. Pandangan ini tidak kita tolak kebenaran seluruhnya. Oleh karena sejak semula kegunaan didaktik terutama dirasakan oleh para guru. Akan tetapi di samping itu, kenyataan menunjukkan bahwa ilmu ini digunakan dimana-mana, bukan oleh guru di sekolah saja, melainkan oleh masyarakat, lembaga dan badan-badan, perusahaan, lembaga pemerintahan, lembaga pembangunan, lembaga pedesaan, kemiliteran, dan lain-lain.
            Guru yang baik harus menguasai ilmu yang menjadi bahan pelajaran dan ilmu didaktik sebagai ilmu tentang cara penyampaian.
            Di dalam masyarakat, ilmu didaktik sangat banyak digunakan orang, kendatipun mungkin mereka tidak menyadari bahwa yang digunakannya itu adalah didaktik, misalnya seorang lurah memberikan penjelasan kepada masyarakat desa tentang Keluarga Berencana, PKK, dan berjangkitnya penyakit di daerahnya. Ia harus memberikan ceramahnya sedemikian rupa agar masyarakat pedesaan itu dengan mudah menangkap dan memahami isi ceramah itu. Usaha demikian sesungguhnya sudah termasuk usaha yang bersifat didaktis.
            Sebab didaktik sangat berguna yaitu:
a)      Didaktik memberikan petunjuk tentang membuat perencanaan.
b)      Didaktik memberikan petunjuk tentang bagaimana cara membuat tujuan-tujuan yang diinginkan.
c)      Didaktik memberikan petunjuk tentang bagaimana cara menyampaikan pengalaman dan pengetahuan dengan cara yang efektif.
d)     Didaktik memberikan petunjuk tentang cara-cara mempelajari sesuatu dengan berhasil
e)      Didaktik memberikan petunjuk tentang bagaimana cara mengadakan penilaian secara efektif.
f)       Didaktik memberikan petunjuk tentang bagaimana cara membuat suatu program yang sistematis
g)      Didaktik memberikan petunjuk tentang bagaimana cara mengadakan pengumpulan informasi yang diperlukan.
h)      Didaktik memberikan petunjuk tentang bagaimana cara menyelenggarakan peragaan atau cara menggunakan audio visual aids.
i)        Didaktik memberikan petunjuk tentang bagaimana cara masyarakat memanfaatkan lingkungan sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain
j)        Didaktik memberikan petunjuk tentang bagaimana cara menyelenggarakan pertunjukan seni budaya.
k)      Didaktik memberikan petunjuk tentang bagaimana cara berkomunikasi dan berinteraksi dalam masyarakat.
l)        Didaktik memberikan petunjuk tentang apa yang perlu dilakukan oleh masyarakat dan orang tua guna membantu berhasilnya pekerjaan sekolah (Hamalik, 2001).
Pertumbuhan Ilmu pedagogi khususnya didaktik (ilmu mengajar) pada abad 16/17 jauh mendahului ilmu mendidik di kontinen Eropa yang diawali dengan terbitnya buku Allgemeine Pendagogik (“pedagogik umum” oleh JF Herbart, 1806) ( Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, 2001).
2.2 Didaktik Sebagai Suatu Ilmu
Untuk memahami didaktik suatu ilmu maka kita perlu mengerti terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan istilah ilmu. Dalam uraian berikut ini pusat perhatian kita akan ditujukan kepada penjelasan tentang didaktik adalah suatu ilmu.
2.2.1 Pengertian Ilmu
            Sejak dahulu kala, para ahli filsafat telah mencoba memberikan batasan tentang apa yang dimaksud dengan ilmu. Hanya satu prinsip yang bisa dianggap sama, yaitu bahwa setiap ilmu adalah pengetahuan manusia tentang jagad raya ini. Pada pokoknya, ilmu bersumber dari salah satu alternatif sumber, sesuai dengan kategoris teoritis, yaitu sebagai berikut.
a)      Pengetahuan yang bersumber dari pengalaman yang masuk melalui panca indra, melalui mata, telinga, hidung, dan kulit. Pengalaman-pengalaman itu melalui media peragaan menimbulkan tanggapan tanggapan dalam diri manusia, yang kemudian disusun dalam bentuk pengetahuan tentang dunia ini.
b)     Pengetahuan yang bersumber dari hasil pemikiran manusia tentang dunia ini, dari hasil pemikiran itu timbul konsep-konsep, ide-ide yang kemudian dikemukakan dalam bentuk pengetahuan.
            Kedua pendangan ini sangat berbeda jauh, akan tetapi kita dapat menarik kesimpulan, bahwa pengetahuan itu dapat bersumber dari salah satu proses yang berkelanjutan, tegasnya pengalaman yang diperoleh melalui panca indra diolah oleh kreasi pemikiran manusia, kemudian dinyatakan dalam bentuk pengetahuan. Atau sebaliknya, hasil pemikiran manusia dilaksanakan dalam perbuatan manusia sehari-hari, kemudian pengalaman tentang perbuatan itu dinilai oleh panca indra sehingga menjadi pengetahuan yang sempurna.
            A.S. Hornby, cs. Mengemukakan bahwa: Science is knowledge arranged in an orderly manner, especially knowledge of the way in which one event causes another (Ilmu adalah pengetahuan yang disusun dengan cara tertentu, terutama pengetahuan tentang jalannya suatu kejadian /peristiwa yang menyebabkan kejadian/peristiwa lainnya). Pengertian singkat ini dapat kita analisis lebih jauh, terutama tentang pengertian “disusun dengan cara tertentu”. Logikanya adalah setiap penyusunan sudah tentu ada sesuatu yang disusun dengan sesuatu objek terutama yang menjadi pokok bahasan ada sistematikanya, ada logika berpikirnya, ada metode pendekatannya, ada sumber bahannya.
            Yang dimaksud dengan objeknya adalah pokok yang menjadi titik tolak pembahasan dari ilmu itu. Yang dimaksud dengan sistematika adalah susunan atau pembagian dari ilmu itu. Yang dimaksud dengan metode pendekatan ialah cara-cara yang dilakukan terhadap pokok atau sudut  tinjauan yang digunakan dalam pembahasan ilmu sedangkan yang dimaksud dengan sumber bahan ialah dari ilmu-ilmu mana saja yang dapat atau yang akan memberikan bahan perlengkapan atau bahan inti kepada ilmu itu. Sumber bahan menentukan eksistensi dan perkembangan suatu ilmu.
            Jenis-jenis ilmu terdiri dari 4 cabang, yaitu sebagai berikut.
a.      Natural (physical) science, yakni pengetahuan tentang alam (natural) dari semesta ini, seperti biologi dan astronomi.
b.      Social science, yakni pengetahuan tentang cara manusia bertingkah laku, seperti psikologi dan ekonomi.
c.      Pure science, yakni pengetahuan yang diperoleh dari berpikir dan kebenaran-kebenaran sesungguhnya, seperti matematika.
d.     Exat science, yakni pengetahuan yang dapat diperoleh melalui pengukuran, seperti ilmu kimia.
2.2.2 Didaktik adalah Suatu Ilmu
            Untuk meninjau didaktik adalah suatu ilmu, maka perlu kita lihat dari beberapa kriteria berikut.
a. Objek Didaktik
            Setiap ilmu mempunyai objek tertentu yang menjadi pokok peninjauan, misalnya:
·         Filsafat objeknya adalah manusia
·         Psikologi objeknya ialah tingkah laku manusia
·         Sosiologi objeknya ialah masyarakat
·         Ilmu ekonomi objeknya ialah kegiatan-kegiatan ekonomi, dan sebagainya.
Berbeda dengan ilmu-ilmu yang telah disebutkan di atas maka yang menjadi objek didaktik adalah situasi pengajaran dengan komponen-komponen yang ada di dalamnya.
            Situasi pengajaran ialah suatu kondisi atau keadaan tertentu di mana terjadi atau berlangsungnya proses belajar mengajar dan di dalamnya terdapat sejumlah unsur/komponen faktor-faktor pengajaran. Situasi pengajaran memilki karakteristik sebagai berikut.
a.      Situasi pengajaran berbeda dengan situasi lainnya yang bukan atau tidak mengandung makna mengajar dan belajar, misalnya pertemuan antara dua orang terjadi dialog. Pertukaran pengalaman, tetapi tidak berarti telah terjadi proses yang kita sebut pengajaran, barangkali hanya merupakan percakapan biasa.
b.      Situasi pengajaran tidak menetap, melainkan selalu berubah, perubahan terjadi karena pengaruh banyak faktor, seperti pribadi guru, kebutuhan anak, kebutuhan masyarakat, tujuan, bahan, alat yang dipergunakan, dan faktor-faktor lainnya yang turut menentukan berhasil atau gagalnya kegiatan mengajar itu.
c.      Situasi pengajaran tidak dibatasi oleh keempat dinding kelas saja, melainkan bersifat luas dan berlangsung seumur hidup. Pengajaran berlangsung di dalam kelas ataupun di dalam masyarakat, di sekolah dan dirumah. Pengajaran berlangsung lama, tidak hanya tidak hanya dalam waktu bersekolah saja, akan berlangsung terus menerus kendatipun sudah bekerja di masyarakat.
d.     Situasi pengajaran bersifat unik tetapi sederhana. Dikatakan unik oleh sebab ia berteman dengan “manusia”, manusia yang di ajar/belajar dan manusia yang mengajar/guru, dan bertalian dengan manusia dalam masyarakat, yang kesemuanya menunjukkan keunikannya. Disebut sederhana, oleh sebab situasi pengajaran itu dilaksanakan dalam keadaan praktis  dalam kehidupan sehari-hari mudah dihayati oleh siapa saja.
e.      Situasi pengajaran bersifat mudah tetapi juga sulit. Dikatakan mudah oleh sebab pengajaran itu mudah dilaksanakan oleh guru-guru yang berpengalaman dan mengerti secara baik tentang ilmu mengajar serta mampu melaksanakannya berkat latihan dengan sempurna. Dikatakan sulit oleh sebab kegiatan pengajaran itu memerlukan tanggung jawab yang besar dan berat. Berhasilnya pendidikan siswa, sangat bergantung pada pertanggungjawaban  guru. Karena itu maka guru harus mengerahkan semua perhatian dan kemampuannya agar pendidikan berhasil dengan memuaskan.
 b. Logika Berpikir Didaktik
            Di dalam ilmu pengetahuan, kita mengenal bermacam-macam metode berpikir, yaitu:
a)      Metode berpikir induksi. Proses berpikir mulai dari hal-hal yang bersifat khusus menuju ke kesimpulan atau definisi umum.
Contoh:
-          Ani anak Pak Kromo, nakal.
-          Amat anak Pak Kromo, nakal.
-          Semua anak Pak kromo, nakal.
b)     Metode berpikir deduktif. Proses berpikir dimulai dari kesimpulan perumusan umum menuju  ke hal-hal yang khusus.
Contoh:
-          Semua murid kelas V pimpinan Bu Nur senang berpiknik.
-          Si Budi adalah murid Bu Nur jadi senang berpiknik
-          Si Badu adalah murid Bu Nur jadi senang berpiknik
c)      Metode berpikir generalisasi. Proses berpikir dalam bentuk mengambil kesimpulan umum atas kejadian-kejadian yang sejenis.
Contoh:
-          Burung makhluk Tuhan, mati.
-          Badak makhluk Tuhan, mati.
-          Mpok Mimin makhluk Tuhan, mati.
-          Jadi semua makhluk Tuhan pasti mati.
d)     Metode berpikir kausalitas. Pola berpikir dimulai dari anggapan bahwa setiap sebab tentu menimbulkan sesuatu akibat. Sebaliknya, bahwa setiap akibat sudah tentu ada sebabnya.
e)      Metode berpikir pemecahan masalah (problem solving)
1)      Menyadari  dan merumuskan masalah
2)      Mengajukan berbagai alternatif jawaban
3)      Mengumpulkan keterangan-keterangan dari  berbagai sumber.
4)      Mengetes kemungkinan-kemungkinan jawaban dengan keterangan-keterangan yang telah dikumpulkan.
5)      Apabila telah diketemukan suatu jawaban yang tepat maka ditarik suatu kesimpulan.
6)      Melaksanakan kesimpulan.
            Ilmu pengetahuan mana pun, termasuk didaktik, dapat menggunakan metode berpikir mana saja sesuai dengan tuntutan dari ilmu itu sendiri. Namun pada umumnya, metode dari pemecahan masalah lebih banyak digunakan. Terutama dewasa ini di mana pengaruh psikologi modern lebih menonjol. Metode pemecahan masalah sering pula disebut metode berpikir kritis (critical thinking) atau metode persimpangan jalan (fork road situation), di mana unsur pemahaman (insight) lebih di utamakan.
f)       Metode berpikir logis sistematis. Bertitik tolak dari metode (e) di atas maka umumnya ilmu didaktik menggunakan metode berpikir logis sistematis dan kreatif, sesuai dengan pendapat psikologi modern. Berpikir dengan pertanyaan-pertanyaan: apa (what), mengapa (why), bagaimana (how), siapa (who), kapan (when), dan di mana (where).
c. Sistematika Didaktik
            Didaktik sebagai ilmu pendidikan praktis. Ilmu pendidikan adalah ilmu yang tertua di antara ilmu-ilmu lainnya. Pendidikan berasal dari kata mendidik. Mendidik artinya membimbing anak menuju ke arah kedewasaan. Mendidik berlangsung dalam situasi pendidikan dan anak didik serta tujuan mendidik. Proses pendidikan berlangsung sampai anak didik menjadi dewasa dan sesudah itu anak didik telah dapat berdiri sendiri. Ia telah dapat bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya yang dipilih atas norma-norma yang tersusun dalam hatinya. Selain itu, ia telah dapat dipertanggungjawabkan oleh masyarakat. Jadi, kedewasaan itu tidak hanya terletak pada batas umur tertentu saja. Pendidikan sesungguhnya berlangsung secara kontinu, tidak pernah berhenti. Pendidikan bersifat long life, artinya berlangsung seumur hidup. Pada masa lampau, para ahli masih menganggap bahwa pendidikan berbeda artinya dengan pengajaran. Pendidikan dipandang lebih luas artinya daripada pengajaran. Pengajaran dianggap sebagai pelaksanaan pendidikan di sekolah. Selain dari itu, tujuan pengajaran dianggap lebih sempit dari tujua pendidikan. 
            Dewasa ini para ahli berpendapat, bahwa pendidikan sama artinya dengan pengajaran. Alasan yang mendukung pendapat ini, ialah pengajaran bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pengajaran tidak hanya berlangsung di sekolah, akan tetapi juga berlangsung di luar sekolah. Pengajaran juga berlangsung seumur hidup. Pendidikan hanya dapat berlangsung melalui pengajaran, dan sebaliknya pengajaran itu mengandung proses pelaksanaan pendidikan. Mengajar adalah mendidik dan mendidik adalah mengajar.
   a. Pembagian Didaktik Gaya Lama
            Menurut pandangan lama, didaktik terbagi atas didaktik umum dan didaktik khusus. Didaktik khusus terbagi menjadi metodik dan rencana pengajaran. Didaktik umum membicarakan tentang asas-asas  mengajar seperti apersepsi, motivasi, aktivitas, peragaan, dan sebagainya. Metodik umum membicarakan tentang berbagi cara mengajar yang efektif, seperti memberitahukan, bercerita, dan lain-lain. Metodik khusus membicarakan tentang metode-metode mengajar untuk tiap mata pelajaran, seperti metodik ilmu hitung, metodik membaca, metodik ilmu bumi, metodik ilmu hayat, dan lain-lain. Tiap mata pelajaran memiliki metodiknya sendiri-sendiri.
            Rencana pelajaran membicarakan tentang rencana pelajaran di sekolah. Rencana pelajaran ini terdiri dari mata pelajaran-mata pelajaran yang akan diberikan di suatu sekolah. Ada yang disebut rencana pelajaran umum dan ada rencana pelajaran terurai. Rencana pelajaran umum adalah rencana untuk semua mata pelajaran di suatu sekolah. Sedangkan rencana pelajaran terurai adalah rencana yang menguraikan setiap mata pelajaran umum itu.

b. Pembagian Didaktik Gaya Baru
            Sesuai dengan kemajuan ilmu pendidikan yang demikian pesatnya maka ilmu didaktik (ilmu mengajar) juga berkembang dengan pesat pula. Perkembangan pengajaran ini bukan saja karena perkembangan ilmu pendidikan, akan tetapi berkat berkembangnya sistem pendidikan di sekolah pada umumnya.
Karena itu, ilmu didaktik tampaknya lambat laun cenderung melepaskan diri dari ilmu pendidikan dan dan menjadi ilmu yang berdiri sendiri. Hal ini terbukti pada negara-negara yang telah maju, misalnya Amerika Serikat. Di sana tidak dikenal lagi istilah didaktik yang telah dikemukakan dalam uraian di atas. Mereka melihat perkembangan yang lebih maju dalam bidang ilmu-ilmu mengajar. Sehingga di berbagai universitas atau college terdapat suatu jurusan atau spesialisasi yang disebut teaching and curriculum department, dan hampir setiap sekolah terdapat biro audio visual dan komite-komite kurikulum.
            Operasional ilmu didaktik itu meliputi studi yang luas dalam bidang-bidang berikut.
1)     Prinsip-prinsip mengajar (Basic principles of teaching).
2)     Teori dan prinsip-prinsip belajar (Principle of learning activity dan theory of learning). Di dalamnya tercakup pula masalah diagnostik kesulitan belajar.
3)     Metodologi pengajaran (methods of teaching).
4)     Metodik khusus, cara mengajar berbagai mata pelajaran seperti, teaching and language art, teaching in mathematics, dan teaching in science.
5)     Perencanaan pengajaran (segmen dari studi pengembangan kurikulum).
6)      Media pengajaran (audio visual aids), kini berkembang sebagai bagian dalam teknologi pendidikan.
d. Metode Pendekatan Didaktis
            Yang dimaksud dengan metode pendekatan adalah cara atau prosedur mendekati suatu persoalan. Satu cara pendekatan mengandung pengertian dari sudut mana suatu masalah ditinjau. Sudut peninjauan ini menentukan titik tetap atau tingkat kebenaran menurut seseorang. Misalnya kalau akan meninjau sebuah meja, kita dapat meninjaunya dari sudut bahan baku yang digunakan, dari sudut arsiteknya, atau dari sudut sebuah meja secara keseluruhannya. Masing-masing tinjauan itu dianggap benar dipandang dari sudut tinjauannya masing-masing. Metode pendekatan ilmiah adalah bermacam-macam yakni sebagai berikut.
a)      Pendekatan biologis (biological approach). Pendekatan ini dilakukan dari kondisi dalam arti jasmaniah, organ-organ tubuh. Misalnya ditinjau dari segi biologisnya.
b)     Pendekatan psikologis (psychological approach).  Pendekatan ini dilakukan dari sudut kejiwaan atau tingkah laku manusia. Misalnya pandangan tentang siswa dari segi psikologisnya.
c)      Pendekatan fenomenologis (penhomenological approach). Fenomena artinya gejala. Pandangan fenomenologis melihat segala sesuatu gajala yang ada. Misalnya mempelajari siswa dari sudut gejala-gejala tingkah lakunya., pendidikan adalah suatu gejala, dan sebagainya.
d)     Pendekatan situsional-kondisional (situational-conditional approach = siklon). Cara pendekatan demikian adalah dengan meninjau segala sesuatu berdasarkan situasi atau kondisi yang ada. Misalnya warna putih untuk pakaian bernilai menahan terik matahari, berbeda dengan warna putih bendera dan warna putih yang digunakan dalam peperangan yang diatikan menyerah atau kalah.
e)      Pendekatan fungsional (functional approach). Meninjau segala sesuatu dari segi fungsinya. Misalnya penggunaan sebuah pisau. Bagi seorang ibu di dapur meninjau pisau untuk keperluan potong-memotong dan memasak di dapur. Bagi tukang penjual daging berfungsi  untuk memeotong daging, sedangkan bagi seorang penjahat pisau digunakan untuk merampok.
f)      Pendekatan ekologis (ecological approach). Ekologi artinya lingkungan hidup. Pendekatan ekologis meninjau sesuatu dari sudut lingkungan hidupnya. Misalnya masyarakat yang tinggal di daerahnya, masyarakat yang tinggal di daerah di mana banyak hutan maka sebaiknya hidup dari pekerjaan agraris, masyarakat yang tinggal di daerah tandus sebaiknya hidup dari pekerjaan perindustrian, dan sebagainya.
g)     Pendekatan integritas (integrated approach). Meninjau segala sesuatu dari sudut keseluruhan yang bulat atau secara komprehensif (secara menyeluruh). Misalnya tentang kehidupan pedesaan, baik sosial, ekonomi, politik, budaya, pertahanan, dan keamanan ditinjau secara menyeluruh, sehingga diperoleh gambaran lengkap tentang kehidupan di pedesaan itu.
            Didaktik modern menggunakan metode pendekatan integritas. Pengajaran berlangsung di dalam suatu  situasi pengajaran, di mana di dalamnya terdapat berbagai unsur yang saling berkaitan, pengajaran melalui proses sosialisasi dan disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan keadaan masyarakat, di mana baik anak, guru, situasi pengajaran, dan unsur lainnya merupakan gejala-gejala yang hidup, saling berkaitan, saling menunjang, dan saling berinteraksi satu sama lain yang memiliki fungsinya sendiri dalam rangka keseluruhan pengajaran. Metode pendekatan integritas telah mencakup keseluruhan ditinjau dari sudut-sudut lainnya, sehingga dianggap lebih lengkap, lebih valid, dan lebih reliable.

e. Sumber-Sumber Bahan Bagi Didaktik
            Kendatipun didaktik adalah suatu ilmu yang berdiri sendiri, namun tidak dapat dilepaskan dengan ilmu-ilmu lainnya. Akan tetapi, justru melalui kerja sama timbal balik antara didaktik dan ilmu-ilmu lainnya itu yang menyebabkan eksistensi didaktik selaku ilmu menjadi lebih kukuh dan mapu berkembang lebih luas. Bahan-bahan yang diperoleh dari ilmu-ilmu lainnya telah memperkaya ilmu ini. Di antara ilmu-ilmu yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a)    Filsafat pendidikan. Memberikan bahan yang luas tentang pembahasan  masalah tujuan pendidikan yang menjadi dasar pembahasanmengenai tujuan mengajar. Dan di samping itu, filsafat pendidikan memberikan andil yang besar dalam rangka memecahkan kesulitan yang ditemui dalam proses pengajaran pada umumnya.
b)   Ilmu pendidikan. Memberikan dasar-dasar teoritis yang luas bagi didaktik, bahkan dikatakan bahwa setiap perbuatan mengajar adalah bersifat mendidik, karena itu diterapkan, diaplikasikan dalam situasi dan kondisi yang aktual dalam bentuk pengajaran di sekolah.
c)    Psikologi perkembangan. Memberikan bahan selengkapnya tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga didaktik dapat mengatur prosedur yang tepat dan serasi dengan tingkat perkembangan murid.
d)   Psikologi belajar. Memberikan bahan secara luas dan mendalam tentang prinsip-prinsip belajar yang sangat bermanfaat bagi didaktik dalam rangka menciptakan lingkungan belajar yang serasi bagi siswa untuk melakukan aktivitas belajar, mengubah kelakuannya secara integral.
e)    Administrasi pendidikan. Sesungguhnya antara kedua ilmu ini terdapat jalinan yang dekat sekali, dapat dikatakan bersumber dari satuan induk, keduanya berada dalam ruang lingkup yang sama yakni bidang persekolahan. Karena itu, bahan-bahan yang ada pada administrasi pada administrasi pendidikan sangat memperluas ilmu didaktik. Pokok peninjauan adalah sama, hanya berbeda sudut peninjauannya saja.
f)    Sosiologi. Memberikan bahan-bahan yang sangat berharga, terutama dalam usaha meninjau masalah-masalah kemasyarakatan seperti kelompok sosial siswa, hubungan kerjasama antarsekolah dan masyarakat, dan lain-lain. Lembaga-lembaga sosial, masalah-masalah sosial, kebutuhan-kebutuhan sosial, telah mendorong sekolah untuk berorientasi kepada kehidupan masyarakat.
g)   Antropologi budaya. Oleh karena belajar ditafsirkan sebagai usaha membudayakan siswa maka mau tak mau unsur kebudayaan sangat berpengaruh. Kebudayaan dan hasil-hasil kebudayaan, dalam hal ini bukan saja menjadi faktor yang dipengaruhi.
h)   Ilmu manajemen. Memberikan bahan kepada didaktik dalam rangka kepemimpinan sekolah dan kepemimpinan kelas, sehingga lingkungan belajar yang disediakan didaktik untuk siswa berjalan lebih efektif. Bahkan sementara ahli berpendapat, bahwa ilmu didaktik sesungguhnya adalah ilmu manajemen yang diterapkan disekolah.
i)     Ilmu hukum. Memberikan bahan terutama yang erat pertaliannya dengan masalah mengatur keterlibatan dan disiplin kelas.
j)     Penelitian dan statistik. Sangat besar bantuannya terutama dalam hal pengelolaan teknik evaluasi belajar. Dan selain dar itu, dalam rangka mengembangkan didaktik maka ilmu ini telah memberikan andilnya yang besar (Hamalik, 2001).


BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
            Didaktik merupakan ilmu tentang mengajar. Fungsi Didaktik dapat ditinjau dari dua segi, yang pertama ialah dari segi ilmu dan kedua dari segi alat atau media. Ilmu ini digunakan dimana-mana, bukan oleh guru di sekolah saja, melainkan oleh masyarakat, lembaga dan badan-badan, perusahaan, lembaga pemerintahan, lembaga pembangunan, lembaga pedesaan, kemiliteran, dan lain-lain.

3.2 Saran
            Agar kegiatan belajar dan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan efektif, maka seorang pendidik harus memahami cara-cara mengajar yang baik terutama cara penyampaian materi yang diajarkan agar dapat diserap dengan baik oleh peserta didik, untuk itu maka diperlukan pemahan dasar-dasar dedaktik sebagai ilmu mengajar yang baik.



DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Ismail, Andar. 1998. Ajarlah Mereka Melakukan

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. 2001. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Grasindo

3 komentar:

  1. apa bisa minta softcopy nya pak ?

    BalasHapus
  2. Sangat mencerahkan bagi saya yang sedang haus belajar tentang didaktik metodik, terimakasih atas ulasannya yang padat dan bermanfaat, salam sehat selalu !

    BalasHapus
  3. M. Yusuf Soponyono,
    mahasiswa unindra jakarta

    BalasHapus