BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bumi merupakan tempat tinggal dari segala jenis
makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan dan termasuk manusia itu sendiri. Manusia maupun makhluk hidup lainnya
memanfaatkan tempat-tempat yang ada di muka bumi untuk tumbuh dan berkembang
demi kelangsungan hidupnya. Tempat-tempat atau wilayah permukaan bumi yang
menjadi tempat tinggal makhluk hidup ini antara daerah satu dengan daerah
lainnya sangat beragam. Keberagamannya dapat dilihat seperti dari adanya daerah
yang datar, daerah yang berbukit-bukit, daerah yang bergunung terjal dan
sebagainya.
Faktor utama yang mempengaruhi
variasi relief atau topografi permukaan bumi ialah adanya tenaga dalam bumi
(endogen) dan tenaga dari luar bumi (eksogen) yang antara kedua tenaga ini
dapat bersama-sama mempengaruhi keadaan yang ada di bumi. Kedua tenaga
pembentuk muka bumi ini sudah bekerja semenjak bumi terbentuk dan terus
berlangsung hingga masa sekarang, yang menyebabkan bentuk-bentuk muka bumi akan
terus mengalami perubahan pada masa kedepannya.
Secara umum, bentuk-bentuk muka bumi
telah dikelompokan ke dalam sembilan bentukanlahan oleh para ahli. Bentuklahan
yang ada yaitu meliputi bentuklahan bentukan asal volkanis, bentuklahan
bentukan asal struktural, bentuklahan asal proses denudasional, bentuklahan
bentukan asal proses fluvial, bentuklahan bentukan asal proses marin,
bentuklahan bentukan asal proses angin, bentuklahan asal proses pelarutan,
bentuklahan bentukan asal proses glasial, bentuklahan bentukan asal aktivitas
organisme.
Bentuklahan bentukan asal proses fluvial
merupakan salah satu bentuk lahan yang telah disebutkan diatas. Bentuklahan ini
terutama berhubungan erat dengan daerah-daerah penimbunan (sedimentasi). Salah
satu hasil bentuklahan bentukan asal proses fluvial ini adalah dataran aluvial
(Dibyosaputro, 1997).
Bali khususnya wilayah bagian
selatan merupakan daerah yang memiliki dataran yang luas. Daerah bagian selatan
ini khususnya sebagian besar wilayah di kabupaten Tabanan, Badung, Gianyar, dan
Klungkung merupakan wilayah dataran aluvial selatan dari Pulau Bali (http://dexnachicharito.blogspot.com,
diakses tanggal 11 Oktober 2013). Desa Tumbakbayuh yang berada di Kecamatan
Mengwi, Kabupaten Badung merupakan daerah yang termasuk ke dalam bentuklahan dataran
aluvial.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di
rumuskan beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana
keadaan bentuklahan di Desa Tumbakbayuh, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung?
1.2.2 Bagaimana
pemanfaatan lahan di Desa Tumbakbayuh, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung?
1.3 Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini
yaitu:
1.3.1 Mendeskripsikan
keadaan bentuklahan di Desa Tumbakbayuh, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.
1.3.2
Menjelaskan pemanfaatan lahan di Desa Tumbakbayuh, Kecamatan Mengwi, Kabupaten
Badung.
1.4
Manfaat
1.4.1 Manfaat
Teoritis
Dari hasil penulisan makalah ini,
diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan terutama
tentang geomorfologi Desa Tumbakbayuh, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.
1.4.2 Manfaat
Praktis
Bagi penulis, yaitu dapat
mendeskripsikan geomorfologi Desa Tumbakbayuh, Kecamatan Mengwi, Kabupaten
Badung.
1.5
Metode Penulisan
Adapun
metode-metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk pemecahan masalah
yaitu:
1.5.1
Metode Kepustakaan
Dalam metode ini, penulis
menggunakan berbagai macam sumber atau referensi yang berupa buku-buku yang
berkaitan dengan masalah-masalah yang ada.
1.5.2
Metode Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara
pengamatan langsung dengan objek yang dikaji.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Bentuklahan
Menurut Widyatmanti dan Natalia (2008), bentuk lahan
adalah bentuk tampilan suatu lahan di permukaan bumi, seperti puncak gunung,
tebing, lembah, dataran, pesisir, gumuk pasir dan lainnya. Sedangkan, menurut
Dibyosaputro (1997), bentuklahan merupakan bagian dari permukaan bumi yang
mempunyai bentuk khas sebagai akibat dari proses dan struktur batuan selama
periode tertentu.
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa, bentuklahan merupakan tampilan suatu lahan di permukaan bumi yang
mempunyai bentuk yang khas. Secara umum bentuk lahan di bumi ini terdiri dari:
a) Bentuklahan
struktural, yaitu bentuklahan asli yang terbentuk oleh tenaga endogen atau dari
dalam bumi, seperti lipatan, patahan, dan perkembangannya.
b) Bentuklahan
vulkanik, yaitu bentuklahan yang berasal dari gunung berapi baik intusri maupun
ekstrusi. Contoh kawah, danau kawah, kerucut gunung api dan medan lava.
c) Bentuklahan
denudasional, terdapat di daerah dengan topgrafi berbukit atau gunung yang
memiliki jenis batuan lunak dan beriklim basah. Bentuk strukturnya tidak tampak
lagi, karena adanya gerakan tanah atau massa batuan (longsor dan batu jatuh).
d) Bentuklahan
marine/laut, yaitu bentuk lahan yang berhubungan dengan marine/laut.
Bentuklahan ini kadang bergabung dengan fluvial yang bertemu di lautan. Contoh
rataan pasang surut dan beting gesik.
e) Bentuk
lahan fluvial/atau sungai, yaitu bentuklahan yang banyak berhubungan dengan
sedimentasi atau pengendapan/penimbunan di daerah sekitar sungai, dengan
penggerak utama adalah air. Contoh lembah sungai, dataran banjir, delta, dan
kivas aluvial.
f) Bentuk
lahan glasial, yaitu bentuklahan yang berasal dari glasial atau sungai dengan
material es. Bentuklahan ini memiliki 2 proses asal, yaitu bentukan erosional
dan bentukan deposisional. Contoh, medan salju, lembah menggantung, dan dataran
fluvio-glasial.
g) Bentuklahan
angin/aeolin, yaitu bentuklahan karena bentukan angin sebagai tenaga erosif dan
akumulatif, yaitu material diangkat (erosi) dan di endapkan di tempat lain
(akumulatif). Bentuk lahan angin sangat tergantung pada batuan, iklim dan topografi
daerah pengendapan. Contoh gumuk pasir (bukit pasir) sabit, sisir, parabola,
hamparan pasir.
h) Bentuklahan
solusional, yaitu bentuk lahan proses pelarutan atau disebut dengan karts.
Bentuklahan solusional dapat terjadi jika terdapat batu gamping dengan
kemurnian tinggi, lapisan tebal, pada topografi tinggi, di daerah tropis basah,
dan vegetasi penutupnya lebat. Pada daerah tersebut air hujan akan masuk ke
dalam tanah dengan cepat, sambil melarutkan material batu gamping melalui
sungai bawah tanah atau diaklas. Contoh kubah karts, dataran tinggi karts
(Widyatmanti dan Natalia, 2008).
i)
Berbagai macam bentuklahan bentukan asal
organik antara lain terumbu karang. Terumbu karang (coral reef) merupakan suatu
bentukan yang terjadi di dalam lingkungan laut oleh aktivitas organisme
(Dibyosaputro, 1997).
Pada
umumnya terdapat lima tipe kemiringan lereng yaitu:
I. 0 – 2 % yang dikategorikan datar
II. 2 – 8 % yang dikategorikan
melandai
III. 8 – 25% yang dikategorikan
bergelombang
IV. 25 – 40% yang dikategorikan
terjal
V. >40% yang dikategorikan sangat
terjal.
2.2 Pengertian Dataran Aluvial
Menurut Dibyosaputro (1997), dataran
aluvial mempunyai topografi datar sebagai hasil pengendapan aluvium di kiri
kanan sungai. Endapan ini terjadi akibat adanya luapan air sungai yang membawa
sedimen disaat banjir. Dengan demikian maka struktur endapan pada dataran
aluvial adalah berlavis horizontal pada elvansi yang rendah. Dataran rendah
merupakan dataran hasil endapan oleh air atau sering disebut dataran aluvial.
Biasanya dataran aluvial mempunyai tanah yang subur dan sangat baik untuk
daerah pertanian dan permukiman, atau juga untuk industri. Hal ini didukung
dengan ketersediaan air di dataran rendah yang umumnya melimpah karena endapan
aluvium yang ada mampu menyerap dan menahan air di dalamnya (Waluyo, dkk,
2008).
Dataran aluvial merupakan daerah
yang terdapat di dataran rendah, daerah ini terbentuk karena hasil endapan
material-material dari tempat lain sehingga pada umumnya dataran aluvial
memiliki tanah yang subur dan baik untuk pertanian dan permukiman.
2.3 Pemanfaatn lahan
Pemanfaatan lahan/penggunaan lahan/land use adalah modifikasi yang
dilakukan oleh manusia terhadap lingkungan hidup menjadi lingkungan terbangun
seperti lapangan, pertanian, dan permukiman. Menurut FAO (1997), pemanfaatan
lahan didefinisikan sebagai sejumlah pengaturan, aktivitas dan input yang
dilakukan manusia pada tanah tertantu (http://id.wikipedia.org,
diakses pada tanggal 13 Oktober 2013). Sedangkan menurut Vink (dalam Suhubdy
Yasin, dkk (1991), penggunaan lahan yaitu “merupakan setiap bentuk campur
tangan manusia terhadap sumber daya lahan, baik sifatnya menetap maupun dari
daur ulang (cyclic) yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebendaan
maupun kejiwaan (spiritual) atau kedua-duanya.
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa pemanfaatan lahan merupakan modifikasi yang dilakukan oleh
manusia terhadap lingkungan sekitarnya yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya baik sifatnya menetap maupun daur ulang. Manusia untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya memerlukan berbagai kebutuhan dalam kehipupan
sehari-harinya. Seperti keperluan manusia untuk memiliki tempat tinggal yang
baik dan aman, sehingga terjadi penggunaan lahan-lahan menjadi tempat bermukim.
Selain itu, manusia juga perlu menggunakan lahan untuk bercocok tanam demi
mendapatkan/menghasilkan keperluan hidupnya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Keadaan Bentuklahan di Desa Tumbakbayuh, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung
Desa Tumbakbayuh memiliki luas yaitu 2,37 km² dengan
ketinggian <500 meter dari permukaan laut. Desa ini terletak di bagian
selatan dari Kecamatan Mengwi, Kabupaten badung dengan batas wilayah sebagai
berikut:
·
Sebelah utara dan timur berbatasan
dengan Desa Buduk
·
Sebelah selatan berbatasan dengan Desa
Pererenan
·
Sebelah barat berbatasan dengan Desa
Munggu
Desa
Tumbakbayuh dibagi menjadi tujuh banjar, yaitu:
·
Banjar Gunung Pande
·
Banjar Datengan
·
Banjar Jeroan
·
Banjar Pempatan
·
Banjar Dangin Sema
·
Banjar Kelepekan
·
Banjar Tiying Tutul
Desa tumbakbayuh tergolong ke dalam bentuklahan
dataran aluvial, hampir keseluruhan wilayah di desa ini merupakan daerah yang
datar, hanya sebagian daerah saja yang sedikit melandai. Di desa ini terdapat
sungai Pangi yang mengalir di sepanjang desa yaitu dari bagian utara desa
menuju ke seletan desa.
Desa Tumbakbayuh dapat dibagi ke dalam 3 bagian
sebagai berikut:
·
Bagian Utara
Pada
bagian utara dari Desa Tumbakbayuh yang mencangkup Banjar Gunung Pande dan
Datengan merupakan daerah yang sebagian besar merupakan daerah yang datar. Pada
sisi timur laut daerah ini dan di perbatasan antara Banjar Gunung Pande dan
Banjar Datengan memiliki topografi yang melandai, sedangkan pada bagian daerah
lainnya memiliki topografi yang datar.
·
Bagian Tengah dan Selatan
Pada bagian tengah dan selatan memiliki keadan yang
sama dengan bagian utara desa yaitu memiliki topografi yang hampir secara
keseluruhannya merupakan daerah yang datar dan hanya beberapa bagian saja yang
daerahnya melandai. Pada daerah bagian tengah desa daerah yang melandai adalah
di bagian timurnya sedangakan pada bagian selatan daerah yang melandai adalah
di bagian barat daya.
Sumber:
maps.google.com
|
3.2
Pemanfaatan Lahan di Desa Tumbakbayuh, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung
Pemanfaatan lahan merupakan modifikasi yang dilakukan
oleh manusia terhadap lingkungan sekitarnya yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya baik sifatnya menetap maupun daur ulang. Desa Tumbakbayuh
yang memiliki luas 2,37 km², sebagian besar luas wilayahnya dipergunakan
sebagai daerah pertanian/sawah (165 ha), sisanya adalah tegalan (28 ha), dan
pekarangan (44 ha). Pertanian yang ada di Desa Tumbakbayuh adalah secara
keseluruhan merupakan pertanian padi, pertanian ini terdapat di bagian utara
desa dan di bagian selatan desa. Sedangkan tegalan yang luasnya 28 ha, lebih
banyak di tanami pohon ketala dan pohon pisang, tegalan ini sebagian besar
terdapat pada daerah dekat sungai Pangi.
Pemanfaatan lahan yang ada untuk pembangunan di desa
ini telah banyak dilakukan. Berdasarkan sensus, pada akhir tahun 2011 telah terdapat
626 tempat tinggal yang di bangun, selain itu juga digunakan sebagai
toko/perdagangan (65 unit), dan industri (62 unit) (Badan Pusat Statistik
Kabupaten Badung, 2012).
Desa Tumbakbayuh yang berada di
bagian selatan Pulau Bali, sangat dekat letaknya dengan objek-objek wisata yang
ada di Bali selatan seperti Pantai Kuta, Pantai Batu Bolong, Pantai Pererenan,
dan lainnya. Hal ini membuat, pemanfaatan lahan yang ada di desa ini banyak di
pergunakan sebagai tempat untuk membangun villa-villa seperti Villa Celebrity,
Villa Tukad, dan yang lainnya.
Gambar 02. Villa Tukad
BAB IV
PENUTUP
4.1
Simpulan
4.1.1 Desa
tumbakbayuh tergolong ke dalam bentuklahan dataran aluvial, hampir keseluruhan
wilayah di desa ini merupakan daerah yang datar, hanya sebagian daerah saja
yang sedikit melandai. Di desa ini terdapat sungai Pangi yang mengalir di
sepanjang desa yaitu dari bagian utara desa menuju ke seletan desa.
4.1.2 Desa
Tumbakbayuh yang memiliki luas 2,37 km², wilayahnya dipergunakan sebagai daerah
pertanian/sawah, tegalan, permukiman, pertokoan, villa, dan lainnya.
4.2
Saran
Untuk
dapat mempertahankan kelangsungan hidup yang sejahtera dan kelestarian
lingkungan sekitar, maka penduduk sekitar yang ada di Desa Tumbakbayuh harus
menggunakan sumber daya lahan yang tersedia dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar